Harga Panen Tomat 2024 di Jawa Barat Anjlok, Petani Rugi Besar

- 1 Juli 2024, 13:00 WIB
Produksi tomat asal pertanian di Jawa Barat.
Produksi tomat asal pertanian di Jawa Barat. /Kodar Solihat/Jabar Insight

JABARINSIGHT – Para petani yang mengusahakan tomat di Jawa Barat ikut kembali mengalami kerugian usaha pertanian pada akhir Juni 2024. Hasil panen tomat jauh dihargai dibawah harga biaya produksi, dimana produksi tomat tampaknya sedang sangat banyak kali ini.

Di Jawa Barat, usaha budidaya tomat diketahui banyak dilakukan pada usaha pertanian di kawasan Pangalengan, Kabupaten Bandung, di kawasan Cikajang, Garut, di kawasan Cipanas, Cianjur, serta Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Kondisi jatuhnya harga tomat kembali terjadi pada tahun 2024, setelah terakhir ketika pandemi Covid-19 tahun 2019 lalu. Bedanya, pada waktu itu, banyak komoditas pertanian tidak terjual karena terjadi lock down.

Baca Juga: Musim Tanam Pertanian dan Perkebunan di Jawa Barat 2024, Tertolong Hujan Kembali Turun

Besaran biaya produksi

Ketua Aslupama (Asosiasi Usaha Pangan Masyarakat) Jawa Barat yang juga pengurus Pasar Tani Jawa Barat, Agus Widodo, yang dikonfirmasi Jabar Insight, Senin, 1 Juli 2024, menyebutkan, komoditas tomat kini hanya dihargai Rp 1.500-2.000 per kg d itingkat petani.

Untuk break even point alias biaya titik impas bertani tomat, saat ini adalah Rp 3.000-Rp 5.000 per kg. Jadi, para petani tomat rata-rata merugi Rp 1.500-3.000 per kg.

Wakil Ketua I Asosiasi Pedagang Komoditas Agro (APKA) Jawa Barat, Muchlis Anwar, menyebutkan, fluktuasi tajam harga komoditas agro di Indonesia, termasuk di Jawa Barat, umumnya lebih disebabkan tidak adanya pemetaan dan perencanaan produksi.

“Para petani umumnya masih serba ramai-ramai menanam jenis komoditas yang sama, sehingga sering terjadi panen melimpah saat bersamaan. Tetapi pada lain waktu, suatu komoditas dimaksud melejit harganya karena yang mengusahakan sedikit,” ujarnya.

 Baca Juga: Inilah 4 Jenis Kendaraan Angkutan Pertanian Umum Digunakan di Jawa Barat

Halaman:

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah