Network
JABARINSIGHT – Sektor usaha pertanian di Jawa Barat, terutama tanaman pangan, dinilai masih sulit untuk didorong mekanisasi. Ada penyebab mengapa di Jawa Barat proses mekanisasi atau modernisasi usaha pertanian seakan berjalan lamban.
Kementerian Pertanian terus mendorong modernisasi usaha pertanian di Indonesia melalui mekanisasi. Provinsi Jawa Barat termasuk salah satu yang dipentingkan modernisasi, dengan alasan efisiensi dan memacu produksi pertanian pangan, serta mengatasi terus berkurangnya ternaga kerja.
Bahkan, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, diketahui berencana membuat 10.000 hektare lahan pertanian di Jawa Barat dijadikan kawasan modern. Disebutkan pula, digencarkannya modernisasi pertanian melalui teknologi di Jawa Barat akan mengandalkan para generasi muda petani.
Baca Juga: Jawa Barat Dibangun Kawasan Pertanian Modern Berintikan Petani Muda
Fenomena terjadi
Pengamat pertanian Jawa Barat, Ibrahim, di Bandung, Selasa, 2 Juni 2024, menyebutkan, sebenarnya mekanisasi pertanian bagus untuk mendorong percepatan dan peningkatan produksi pangan, serta efisiensi. Tetapi untuk di Jawa Barat, ada fenomena yang terjadi sejak 3-4 tahun terakhir.
Dikatakan, tenaga kerja atau buruh tani di Jawa Barat bermunculan lagi di Jawa Barat, terutama pasca pandemi Covid-19. Banyak orang karena butuh penghasilan, kemudian memilih menjadi buruh tani, terutama mereka yang balik ke desa usai terkena PHK.
“Karena latar belakang butuh pendapatan, banyak korban PHK dari industri asal desa, mau belajar cara-cara pekerjaan pertanian. Ini terutama dari kalangan yang dahulunya pekerja lapangan di industri,” ujar Ibrahim, yang mantan Sekretaris Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat.
Dengan fenomena ini, menurut Ibrahim, modernisasi usaha pertanian pangan di Jawa Barat, belum bisa dilakukan secara besar-besaran. “Sebab, ada latar belakang faktor sosial pada usaha pertanian di Jawa Barat, berkaitan kondisi,” terang Ibrahim.
Baca Juga: Inilah 4 Jenis Kendaraan Angkutan Pertanian Umum Digunakan di Jawa Barat
