INDUSTRI di Jawa Barat Perlu Penangan Serius, Acuviarta : Produk Impor Manufaktur Serbu Pasar Lokal

- 28 Juni 2024, 09:00 WIB
Impor produk manufaktur serbu pasar lokal Jawa Barat, Industri manufaktur Jabar harus segera mendapat penanganan.
Impor produk manufaktur serbu pasar lokal Jawa Barat, Industri manufaktur Jabar harus segera mendapat penanganan. /Antara//Raisan Al Farisi/

“Itu soal perbandingan data saja, faktanya impor produk TPT tidak kalah hebat dan pasti akan semakin mengancam eksistensi produksi TPT Jabar,” ujarnya.

Untuk itu, menurut Acu, soal daya saing industri di Jabar, termasuk TPT dan banyak produk hasil industri manufaktur lainnya sudah sangat mendesak dievaluasi dan diberikan tindakan khusus. Sebab kalau tidak akan semakin terpuruk.

“Pemerintah pusat dan daerah tentu punya mata dan telinga, bisa dilihat kenapa hasil industri manufaktur kita dalam beberapa kasus kalah daya saing dengan produk impor , tuturnya.

Masalahnya cukup beragam, mulai minimnya industri pemasok bahan baku, barang modal sampai pada dugaan adanya praktek dumping serta banyak faktor lainnya, seperti pasokan energi (contoh kasus pasokan gas untuk industri Jabar yang seret), masalah air, masalah kesiapan tenaga kerja, nilai tukar Rupiah yang makin terdepresiasi, biaya modal yang mahal, dan lain sebagainya.

Baca Juga: BOCORAN 2 Mobil Toyota Siap Dirilis di GIIAS 2024 : All New Prius dan GR Yaris, Siap Memikat Kalangan Muda

Untuk itu, pemerintah pusat dan daerah harus segera duduk bersama membicarakan penyelesaian jangka pendek maupun jangka menengah di sektor industri manufaktur. Saatnya tahun ini dan tahun depan akan disahkan RPJPD dan RPMD, begitu juga RPJPN dan RPJMN di pusat.

Harus dipahami bahwa kontribusi sektor industri manufaktur Jabar merupakan yang terbesar di Jabar, baik secara agregat maupun untuk beberapa sub sektor. Secara sub sektor, beberapa sub sektor industri manufaktur Jabar berkontribusi sangat tinggi terhadap sub sektor industri sejenis secara nasional.

Contohnya sub sektor industri mesin dan perlengkapan YTDL (Perizinan Berusaha Industri Pengolahan Lainnya )  berkontribusi 82,59 persen terhdap total sub sektor industri sejenis secara nasional.

Kemudian sub sektor industri tekstil dan pakaian jadi berkontribusi sebesar 58,81 persen dari total sub sektor industri TPT nasional.

“Jadi bisa dibayangkan bagaimana kalau kita tidak merawat daya ssaing dan eksistensi produksi sub-sub sektor tersebut, maka dampaknya bukan hanya pada perekonomian Jabar tetapi juga pada perekonomian Indonesia,” pungkasnya. ***

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Wawancara


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah