Budidaya Ulat Sutera, Peluang Bisnis Bangkit di Jawa Barat, Pernah Disukai Korban PHK

- 13 September 2024, 14:00 WIB
Tampilan ulat sutera alias ulat sutera, perbibitan oleh Perum Perhutani.
Tampilan ulat sutera alias ulat sutera, perbibitan oleh Perum Perhutani. /Instagram @perumperhutani

JABARINSIGHT– Usaha budidaya ulat sutera potensial kembali bangkit di Jawa Barat, sebagai salah satu bisnis hasil hutan yang bagus pasarnya. Budidaya ulat sutera digunakan untuk produksi benang sutera, dimana kain sutra merupakan produk pakaian dan fashion pada segmen kalangan atas terutama wanita.

Di Jawa Barat, budidaya ulat sutera pernah banyak dilakukan di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. Pengusahaan budidaya ulat sutera dilakukan masyarakat secara pemanfaatan pekarangan, masyakat desa hutan, serta sejumlah korban pemutusan hubungan kerja (PHK).

Potensi bangkitnya usaha budidaya ulat sutera, kembali muncul dimana Perum Perhutani melakukan kerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk pelestarian flora dan fauna. Perhutani memiliki pusat pembibitan ulat sutera (ulat sutra), yang kembali dikembangkan pemanfaatannya.

Baca Juga: Bisnis Sutera, Kain Sehat Ramah Lingkungan Ala Bangsawan, Potensial Bangkit di Jawa Barat

Pengembangan kembali

Informasi diperoleh dari Perum Perhutani, Jumat, 13 September 2024, pihak Perhutani sudah menyerahkan 23 galur murni ulat sutera murbei kepada BRIN. Sumber ulat-ulat sutera itu berasal dari Pusat Pembibitan Ulat Sutera (PPUS) Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Candiroto, KPH Kedu Utara, Jawa Tengah untuk dikembangkan oleh BRIN di Bogor, Jawa Barat.

Kasi Kompers Perum Perhutani Divre Jawa Barat-Banten, Eris Mulyana, kepada DeskJabar baru-baru ini, mengatakan, bisnis agroforestri produksi ulat sutera pernah menjadi usaha bagus hasil hutan pada kehutanan di sekitaran KPH Bandung Selatan dan KPH Garut.

“Iya, dahulu sebelum tahun 2014, budidaya ulat sutera menjadi usaha menarik dan bergairah bagi masyarakat desa hutan. Bahkan, banyak korban PHK dampak krisis moneter tahun 1999-2004 pernah menggeluti budidaya ulat sutera, sehingga kembali punya penghasilan,” ujarnya, ketika berbincang-bincang di kantor Perhutani Divre Jawa Barat-Banten.

Baca Juga: Usaha Ulat Sutera di Kabupaten Bandung 2024 Tinggal Sedikit, Padahal Peluang Pasar Besar

Hanya saja, katanya, sejak lebih dari 10 tahun terakhir (sejak 2014), katanya, produksi ulat sutera di KPH Bandung Selatan tidak terdengar lagi. Dahulu, budidaya ulat sutera dilakukan oleh masyarakat desa hutan dengan pola pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM).

Halaman:

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Trending

Berita Pilgub