Network
JABARINSIGHT – Sub sektor kehutanan di Jawa Barat memiliki banyak komoditas dengan orientasi pasar yang tinggi. Usaha kehutanan terdiri jenis kayu dan non kayu, terbagi kehutanan rakyat alias hutan rakyat dan kehutanan negara, berikut karakter masing-masing.
Di Jawa Barat, usaha kehutanan memiliki potensi sangat banyak dan banyak yang sudah dikenal. Kawasan hutan rakyat dan kehutanan tersebar pada sebagian besar kabupaten dan kota di Jawa Barat.
Keberadaan hutan atau kehutanan bukan hanya sebagai sumber kelestarian lingkungan, tetapi juga sebagai sumber perekonomian. Karena itu, di Jawa Barat selain hutan rakyat yang merupakan milik masyarakat, ada juga kehutanan negara segmen produksi serta hutan lindung juga berfungsi ekonomi.
Gambaran jenis produk
Informasi dari Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat dan Perum Perhutani Divisi Regional Jabar-Banten, menyebutkan sejumlah komoditas kayu dan non kayu dar kehutanan di Jawa Barat. Berbagai komoditas ini memiliki pasar yang kuat pada segmen masing-masing.
Untuk komoditas kayu, pada segmen usaha hutan rakyat yang dikenal adalah kayu albasia alias sengon, kayu jati, jabon, gamelina, kayu balsa, mahoni, suren, akasia, randu, bambu, dll. Pada kehutanan negara, umumnya adalah kayu jati.
Berbagai jenis kayu tersebut memiliki segmen pasar masing-masing, baik untuk dibuat bahan bangunan, barang-barang jadi, meubel, dsb. Penjualan kayu dilakukan domestik dan ekspor, dengan jaringan pasar tersebar, ditunjang industry pengolahan di Bandung, Bogor, dan Tasikmalaya.
Untuk komoditas non kayu, misalnya : getah pinus, madu, bambu, rotan, daun kayu putih, sarang burung walet, jamur, dsb.
Di Jawa Barat, komoditas getah pinus banyak diusahakan oleh Perum Perhutani terutama pada wilayah tengah, misalnya di Bandung, Sumedang, dan Purwakarta.
