Usaha Ulat Sutera di Kabupaten Bandung 2024 Tinggal Sedikit, Padahal Peluang Pasar Besar

- 21 Juni 2024, 11:30 WIB
Daun murbei dan ulat sutera.
Daun murbei dan ulat sutera. /Facebook Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat

JABARINSIGHT – Usaha bisnis produksi ulat sutera di Kabupaten Bandung, Jawa Barat kini tinggal sedikit pada tahun 2024. Padahal, pasar sutera masih sangat besar tetapi tidak termanfaatkan oleh masyarakat Kabupaten Bandung.

Usaha ulat sutera di Jawa Barat pernah banyak sampai sekitar tahun 2012, misalnya di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. Di Kabupaten Bandung, dikabarkan kini tinggal satu usaha, dengan dilakukan di Cimenyan, Kabupaten Bandung.

Informasi muncul, menyusutnya usaha ulat sutera di Jawa Barat disebabkan kini kekurangan tenaga kerja terampil untuk budidaya dan pengolahan ulat sutera. Padahal, usaha ulat sutera merupakan salah satu usaha dan lapangan kerja potensial di perdesaan.

Gambaran diperoleh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebutkan, pasar benang sutera masih cukup banyak di Indonesia. Apalagi, Indonesia masih merupakan salah satu negara penggunan benang sutera bagi pakaian.

Bisnis ulat sutra pada tahun 2024 menghadapi peluang dan tantangan. Dari segi bisnis masih bagus, karena kini muncul trend pakaian berbahan alami dan ramah lingkungan.

Baca Juga: Berkebun Teh di Hutan Pangalengan Bandung, Tumbuh Bagus Secara Organik

Peluang dan tantangan

Pengamat ekonomi asal Jawa Barat, Acuviarta Kartabi, di Bandung, Jumat, 21 Juni 2024, menyebutkan, sepengetahuannya usaha ulat sutera yang masih berjalan di kawasan Bandung hanya di Cimenyan. Namun berbagai usaha ulat sutera lainnya kini seakan sudah lenyap.

“Padahal industri fashion di Indonesia masih banyak memerlukan pasokan benang sutera. Penyuka pakaian berbahan sutera adalah kaum banyak uang, dan menyukai hasil rancangan para desainer,” kata Acuviarta Kartabi.

Sampai tahun 2012, usaha ulat sutera diketahui juga pernah dilakukan pada kawasan kehutanan Perum Perhutani di Bandung Selatan.

Halaman:

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah