Kopi Excelsa Sumedang Berpotensi Menjadi Signature Indonesia

- 9 Agustus 2024, 10:26 WIB
Ryan Wibawa juara ketiga pada festival kompetisi kopi di Amerika mengamati proses pengolahan kopi excelsa di Desa Sukawangi, Kec. Pamulihan, Sumedang, Kamis, 8 Agustus 2024.
Ryan Wibawa juara ketiga pada festival kompetisi kopi di Amerika mengamati proses pengolahan kopi excelsa di Desa Sukawangi, Kec. Pamulihan, Sumedang, Kamis, 8 Agustus 2024. /dok Mochamad Sopian Ansori/

“Kopi exselca itu jika semakin lama diroasting, malah muncul rasanya. Berbeda dengan jenis arabika, yang kelamaan diroasting malah menjadi hilang rasanya,” ujar Ryan Wibawa, ketika di kebun kopi exselca milik Yoyo di Desa Suwangi Pamulihan, Sumedang.

Ketika pada festival kopi di Chicago, Amerika, kenang Ryan Wibawa, ternyata komunitas kopi internasional tidak mengetahui tentang kopi excelsa. Menjelang final, kopi exselca menjadi semakin viral, Menparekraf Sandiaga Uno termasuk juga memposting.

Baca Juga: Kopi Robusta 2024 Banyak Gagal Panen akibat Dampak Perubahan Iklim, Harga Melonjak

Setelah memperoleh juara ketiga di Amerika, maka kopi exselca asal Sumedang semakin melesat namanya. Karena memiliki kekhasan yang tidak dimiliki negara lain, maka kopi exselca harus mendapat tempat tersendiri sebagai salah satu ikonik Indonesia.

"“Excelsa jadi signature kopi Indonesia, seperti kopi Eugenioides dari Kolombia," ujar Ryan Wibawa.

Mochamad Sopian Ansori, Petugas POPT Ahli Muda dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat selaku salah seorang pembina kopi exselca di Pamulihan, Sumedang, menyebutkan,  ciri-ciri tanaman dan buah kopi excelsa adalah pohonnya tegap. Buahnya kopi excelsa berwarna merah dan ukurannya kecil-kecil, bagian buah lebih lebar adalah ujungnya, serta kulit buah excelsa sangat lunak sehingga mudah dipecah menggunakan tangan.

Kopi excelsa dan liberika merupakan dua varian yang termasuk jenis kopi liberoid. Tetapi kopi excelsa memiliki nama lain, yaitu Liberika var Dewervei.

Sebagai gambaran, kebun kopi exselca milik Yoyo, merupakan bagian peninggalan dari luasnya kebun kopi liberoid yang semula milik R Soejed, Kepala Djawatan Pertanian Rakyat tahun 1950-an. R Soejoed adalah yang menanami kebun miliknya dengan kopi liberoid tahun 1934.

Tetapi, kopi liberoid termasuk excels sudah lebih dulu ditanam pada kawasan sekolah pertanian Tanjungsari, Sumedang pada tahun 1914. Perintisnya adalah RA Aria Soeria Atmadja, Bupati Sumedang yang berjulukan “Pangeran Mekah,” ketika mendirikan sekolah pertanian Tanjungsari. ***

Halaman:

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Trending

Berita Pilgub