Ini Penyebab Harga Panen Cengkeh 2024 di Jawa Barat Anjlok pada Juli

- 26 Juli 2024, 11:30 WIB
Panen cengkeh 2024 Jawa Barat di Kabupaten Tasikmalaya, Selasa, 23 Juli 2024.
Panen cengkeh 2024 Jawa Barat di Kabupaten Tasikmalaya, Selasa, 23 Juli 2024. /Mochamad Sopian Ansori/Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat

JABARINSIGHT – Musim panen cengkeh 2024 di Jawa Barat yang segera memuncak, mengalami kondisi tidak bagus bagi harga diperoleh petani. Usaha cengkeh rakyat dikhawatirkan menjadi terjebak sistem monopsoni, yang berdampak harga kurang bagus bagi para petani.

Pada 18 kabupaten di Jawa Barat, pada Agustus 2024 diprediksi akan memasuki puncak panen raya komoditas cengkeh. Tetapi kondisi menyedihkan bagi petani sudah dialami sejak pertengahan Juli 2024, dimana harga panen menjadi anjlok dari sebelumnya masih tinggi.

Kondisi terjadi, membuat sebagian petani menjadi enggan menjual cengkeh secara langsung ketika musim panen. Namun sebagian lagi, sudah tidak mempersoalkan harga, karena sudah dilakukan penjualan secara ijon dengan tengkulak.

Baca Juga: Harga Cengkeh Kering 2024, Juli di Jawa Barat, Petani Tasikmalaya Menunda Penjualan

Gambaran di lapangan

Sekretaris Gapperindo (Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia) Jawa Barat, Agus Sutirman, kepada Jabar Insight, di Bandung, Jumat, 26 Juli 2024, menyebutkan, sampai panen raya cengkeh 2024 di Jawa Barat, diketahui para bandar besar terindikasi masih sama jumlahnya.

“Hanya saja, jumlah jejaring di lapangan menjadi bertambah banyak, karena faktor komunikasi media yg semakin luas hingga ke pelosok desa. Kalau info di lapangan rantai pasoknya menjadi cukup panjang,” ujarnya.

Menurut Agus Sutirman, jika dirunut hingga ke atasnya, kemungkinan  belum banyak berubah. Jadi, pembeli pada rantai teratas masih cenderung tetap, tetapi tangan-tangan rantai perdagangan di bawah menjadi semakin banyak.

Baca Juga: Harga Panen Cengkeh Kering Juli 2024 di Jawa Barat, Kondisinya Mengagetkan

Tetapi, apakah kondisi yang kini terjadi pada agribisnis cengkeh menjadi cenderung terjebak sistem monopsoni atau tidak, Agus Sutirman belum memberikan komentar.

Halaman:

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Trending

Berita Pilgub