DUKUNG Keramik Plered Purwakarta, Kementerian Perdagangan Musnahkan 4,5 Juta Keramik Tiongkok Ilegal

26 Juni 2024, 12:00 WIB
Proteksi produk keramik dalam negeri termasuk keramik Plered, Kementerian Perdagangan sita dan musnahkan jutaan keramik Tiongkok ilegal. /Antara/Rizal Hanafi/

JABARINSIGHT – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mendukung keramik Plered Purwakarta merambah pasar internasional. Dukungan tersebut dengan melakukan proteksi penuh produksi keramik dalam negeri, termasuk dari Plered.

Langkah proteksi itu dibuktikan dengan disitanya 4,5 juta keramik Tiongkok illegal yang masuk ke Indonesia melalui  Surabaya beberapa waktu lalu.

Baca Juga: KAPAN Dirilis di Indonesia, Inilah Bocoran Spesifikasi dan Harga All New Toyota Fortuner Hybrid 2024

Keramik Plered Purwakarta sudah dikenal sejak lama dimana produknya sudah menyebar baik di pasar nasional maupun pasar internasional. Plered memang sejak lama dikenal sebagai sentra produk keramik, dan sudah dikenal sejak tahun 1900-an.

Menteri  Perdagangan Apresiasi Ekspor Keramik Plered

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Purwakarta, Dani Abdurahman, Senin 24 Juni 2024 mengatakan bahwa sepanjang tahun 2024, keramik Plered sudah diekspor ke pasar inernasional yakni ke Amerika dan Eropa.

Sepanjang tahun 2024, sebanyak 11 kontainer yang memuat ribuan keramik Plered telah dieskpor ke berbagai pasar internasional seperti ke pasar Amerika dan Benua Eropa.

"Permintaan pasar internasional terhadap keramik buatan Plered sangatlah besar. Ini peluang berharga yang harus kita optimalkan," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Purwakarta, Dani Abdurahman.

Menurut Dani, volume ekspor keramik Plered tahun ini jauh lebih besar dibandingkan tahun 2023 yang hanya mencapai 5 kontainer senilai Rp 1,75 miliar, dengan negara tujuan Amerika Serikat, Inggris dan Turki.

Dani menambahkan, nilai ekspor sepanjang tahun 2024 ini masih dihitung. Namun menurutnya, nilainya jauh lebih besar dibandingkan tahun 2023, karena volume ekspor tahun ini meningkat tajam lebih dari seratus persen.

Sukses keramik Plered menembus pasar internasional mendapat apresiasi dari Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat melakukan dialog dengan para pelaku UMKM di Purwakarta pada Jumat 21 Juni 2024.

Dalam kesempatan itu, Zulkifli Hasan yang didampingi Penjabat (Pj) Bupati Purwakarta Benni Irwan mengatakan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendukung dan memproteksi penuh produksi keramik dalam negeri, seperti industri keramik asal Plered, Kabupaten Purwakarta.

Jutaan Keramik Tiongkok Disita dan Dimusnahkan

Sebagai upaya memberikan dukungan dan proteksi atas proruk keramik dalam negeri, termasuk keramik Plered Purwakarta, Kementerian Perdagangan telah menyita 4,5 juta keramik asal Tiongkok karena tidak memiliki Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) dan Nomor Pendaftaran Barang (NPB) SNI.

"Keramik itu akan kita musnahkan karena bisa mengancam industri keramik dalam negeri," kata Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan juga menjelaskan, Kemendag sedang memerangi produk-produk keramik impor yang tidak sesuai ketentuan. Salah satunya, hasil temuan di Surabaya dengan nilai hampir mencapai Rp80 miliar yang selanjutnya dihancurkan.

Kemendag juga memberi tarif tinggi untuk keramik impor dan harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Tujuannya, agar tidak mengganggu harga keramik dalam negeri.

“Diharapkan industri keramik dengan harga yang baik dapat menarik para generasi muda untuk meneruskan usaha keramik,”imbuh Mendag Zulkifli Hasan.

Baca Juga: MAU Ngonten Tapi Bujet Terbatas? Rekomendasi HP Kamera Terbaik Harga 2 Jutaan serta Simulasi Cicilan BCA

Dalam keterangan yang disitat dari laman Kementerian Perdagangan dilaporkan bahwa produk keramik ilegal itu ditemukan di pergudangan PT Bintang Timur Surabaya,Jawa Timur.

Mendag  Zulkifli Hasan, mengatakan jumlah produk keramik Tiongkok illegal tersebut mencapai 4.565.597 keping. Jutaan produk keramik berbagai merek asal Cina tersebut tidak dilengkapi dokumen impor, seperti tidak mengantongi surat penetapan pabean (SPP) dan dokumen pengiriman barang atau consignment note (CN).

“Bayangkan kalau bertahun-tahun ada produk impor seperti ini, bisa tutup pabrik keramik kita. Kalau satu piring dijual 12 ribu perak atau dua ribu perak, gimana coba,” ujarnya.

Mendag  mengaku sudah hafal kecurangan impor yang sebagain besar dimainkan oleh pengusaha asal negeri Cina.

“Saya tahu Tiongkok ini memang begini. Tidak menawarkan dalam jumlah kontainer. Kan di sana bikin terus, belinya harus dua atau tiga gudang. Lalu masuk ke sini. Nanti di sini biasanya baru disortir berdasarkan kualitas barangnya yang disebut KW 3, 2, 1 dan yang tergolong bagus, seperti gitulah,” ucapnya.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: kemendag.go.id purwakartakab.go.id Antara

Tags

Terkini

Terpopuler