JABARINSIGHT – Rencana Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) yang akan memangkas bunga pada September 2024, diperkirakan akan memunculkan efek domino. Para investor akan mengalihkan investasinya ke instrument investasi dengan imbal hasil yang lebih menarik.
Hal itu dikemukakan Andri Darmawan, Head of Corpcomm & Market Analyst PT International Business Futures (IBF), dalam wawancara dengan Jabar Insight di Bandung, Jumat, 30 Agustus 2024.
Sebelumnya dalam pernyataannya yang dimuat di Jabar Insight tanggal 7 Agustus 2024, Andri Darmawan memprediksi harga emas akan kembali membentuk all time high terbaru yaitu menembus level 2.500 dolar AS/toz.
“Dan itu telah terjadi pada 16 Agustus 2024 dengan harga penutupan di level 2.507 dolar AS/toz,” tutur Andri.
Andri mengatakan bahwa dorongan harga emas untukk terus ke atas salah satunya ditopang oleh rencana pemangkasan bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) pada September 2024.
Instrument Investasi yang akan Banyak Dipilih
Menurut CEM FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis oleh 65% pelaku pasar dan sebesar 50 basis poin oleh 35% pelaku pasar pada September depan.
Andri menilai, apabila pemangkasan suku bunga tersebut terlaksana tak ayal para investor akan mencari instrumen investasi lain dengan imbal hasil (return) yang lebih menarik, diantaranya adalah emas.
Selain emas, menurutnya, arus investasi asing diperkirakan turut mengalir deras masuk ke negara-negara berkembang yang memiliki pertumbuhan ekonomi stabil seperti di Indonesia. Mulai dari bidang manufaktur, keuangan, pertanian dan sektor riil lain akan menuai berkah.