Agustus Ini, Harga Emas Diyakini Bakal Catat Rekor Tembus di Atas 2.500 Dolar AS per Toz, Apa Penyebabnya?

- 7 Agustus 2024, 08:00 WIB
Harga emas dunia diprediksi akan mencatar ekor terbaru tembus 2.500 dolar AS per Toz, ini penyebabnya.
Harga emas dunia diprediksi akan mencatar ekor terbaru tembus 2.500 dolar AS per Toz, ini penyebabnya. /tradingtuition.com/

JABARINSIGHT – Di Bulan Agustus 2024 ini ada sejumlah momen yang diperkirakan harga emas dunia akan tetap kuat bahkan berpotensi mencetak rekor all time high baru. Pengamat memprediksi harga emas tembus 2.500 dolar AS per Toz.

Lalu dalam kondisi ekonomi AS seperti yang terjadi saat ini, Andri Darmawan, Head of Corpcomm & Market Analyst PT International Business Futures memberikan saran apa yang harus dilakukan oleh investor emas.

Baca Juga: Yuk Kenali Kebiasaan Kebiasaan yang Menyebabkan Susah Hidup Kaya dan Sejahtera

Menurut Andri Darmwan, harga emas dunia ikut terseret ancaman resesi ekonomi di Amerika Serikat. Aksi jual beli investor akibat kepanikan yang terjadi tidak membuat harga logam mulia ini kebal dari penurunan.

Ekonomi AS di Ambang Resesi?

Apakah saat ini ekonomi Amerika Serikat (AS) di ambang terjadinya resesi memang tidak semua sepakat. Namun harus diakui, kondisi ini telah memaksa selama beberapa hari terakhir, pasar saham global telah anjlok.

Layar perdagangan di seluruh AS, Asia dan Eropa dibanjiri dengan angka merah berkedip. Perubahan mendadak ini terjadi saat kekhawatiran meningkat bahwa ekonomi AS, yang merupakan ekonomi terbesar di dunia, sedang melambat.

Para ahli mengatakan alasan utama ketakutan ini adalah bahwa data pekerjaan AS untuk bulan Juli , yang dirilis pada hari Jumat, jauh lebih buruk dari yang diharapkan. Namun, bagi sebagian orang, pembicaraan mengenai perlambatan ekonomi  atau resesi dinilai masih terlalu dini.

Kenyataanya,  pengusaha AS hanya mampu menciptakan 114.000 pekerjaan pada bulan Juli, jauh di bawah ekspektasi 175.000 lapangan pekerjaan baru. Tingkat pengangguran juga naik menjadi 4,3%, tertinggi dalam hampir tiga tahun, yang memicu sesuatu yang dikenal sebagai "aturan Sahm".

Dinamakan berdasarkan ekonom Amerika Claudia Sahm, aturan tersebut menyatakan jika tingkat pengangguran rata-rata selama tiga bulan setengah poin persentase lebih tinggi daripada tingkat terendah selama 12 bulan terakhir, maka negara tersebut berada di awal resesi.

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Trending

Berita Pilgub