Dalam kasus ini, tingkat pengangguran di AS meningkat pada bulan Juli, sehingga rata-rata tiga bulan adalah 4,1%. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan tingkat terendah selama setahun terakhir, yaitu 3,5%.
Yang menambah kekhawatiran ini adalah kenyataan bahwa Federal Reserve AS memilih minggu lalu untuk tidak memangkas suku bunga . Bank sentral lain di sejumlah negara maju, termasuk Bank Inggris dan Bank Sentral Eropa, baru-baru ini telah memangkas suku bunga.
The Fed menahan biaya pinjaman tetapi ketuanya, Jerome Powell, mengisyaratkan bahwa pemotongan suku bunga pada bulan September akan segera dilakukan.
Harga Emas Menuju Rekor Baru
Menurut Andri, dengan apa yang terjadi dengan ekonomi AS saat ini, kontrak emas berjangka sempat anjlok hingga ke level 2.370 dolar /toz dari posisi di atas 2.400 dolar/toz pada minggu ini. Namun demikian, emas kembali melanjutkan relinya pada Selasa, 6 Agustus 2024 hingga ke level 2.413 dolar/toz.
Saat ini pelaku pasar optimis bank sentral akan memangkas suku bunga 50 basis poin dalam pertemuan bulan September nanti.
Ditambah dengan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah akan mempertahankan posisi emas tetap kuat di pasar bahkan harga emas diprediksi berpotensi mencetak rekor all time high baru di angka 2.500 dolar/toz pada Agustus ini.
“Inflasi Amerika Serikat meski tinggi tetap bergerak melandai. Pelaku pasar panik akibat beban utang Amerika Serikat yang cukup tinggi sehingga melakukan diversifikasi ke instrument investasi yang lain di luar emas. Namun kondisi tersebut saya yakini akan kembali. Sebab, efek FOMO di kalangan investor masih kerap terjadi,” tutur Andri Darmawan kepada Jabar Insight, Selasa 6 Agustus 2024 di Bandung.
Oleh karena itu, menurut Anxdri, para investor sangat disarankan untuk memasang posisi long buy dari posisi 2.400 dolar/toz dengan target di level 2.450 dolar/toz-2.500 dolar AS/toz. ***