JABARINSIGHT – Keberadaan jalan tol Cisumdawu lintas Sumedang dan Majalengka membuat perjalanan darat dari Bandung ke arah timur laut Jawa Barat menjadi lebih cepat. Tetapi, munculnya jalan tol juga munculkan pengaruh atau dampak terhadap kondisi di sekitarnya.
Kabupaten Sumedang dikenal sebagai salah satu penghasil terkemuka komoditas tembakau di Jawa Barat. Pada lintasan jalan tol Cisumdawu terhadap lima kecamatan penghasil tembakau, yaitu Jatinangor, Sukasari, Tanjungsari, Rancakalong, Pamulihan, yang sepanjang tahun menghasilkan.
Kondisi dampak jalan tol Cisumdawu kepada lingkungan sekitar memang terlihat dimana cuaca menjadi lebih panas. Sebab, jalan tol munculkan efek pantulan cahaya matahari dari permukaan jalan, apalagi dari lapisan beton sepanjang jalan tol.
Lalu bagaimana pendapat petani tembakau terhadap dampak kondisi jalan tol Cisumdawu yang membuat iklim sekitar menjadi lebih panas ?
Baca Juga: Lokasi Sentra Industri Hasil Tembakau Mole di Ciranjang, Cianjur, Dirancang Ramai Aktivitas
Komentar petani
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Barat, Suryana, di sela-sela Festival Tembakau Jawa Barat “Aroma Sendja” 2024, kepada Jabar Insight, di alu-alun Sumedang, Jumat, 19 Juli 2024, memberikan komentar soal perubahan iklim kawasan Tanjungsari dampak jalan tol Cisumdawu.
Suryana menyebutkan, dampak jalan tol Cisumdawu terhadap kondisi iklim pada sepanjang jalur pada rute Jatinangor, Sukasari, Tanjungsari, Rancakalong, dan Pamulihan memang menjadikan lebih panas.
“Tetapi, kondisi ini malah menjadikan tanaman-tanaman tembakau di Sumedang menjadi lebih bagus kualitasnya. Sebab, tanaman tembakau areal dengan suhu lebih hangat. Pengaruhnya, adalah harga panen menjadi lebih tinggi diberikan oleh pembeli,” ujarnya.