JABARINSIGHT – Usaha perkebunan tebu rakyat di Kabupaten Cirebon dijajaki diarahkan kepada mekanisasi, mengikuti target pemerintah dalam peningkatan produksi gula nasional. Selain efisiensi pengelolaan tanaman bagi petani, juga upaya menarik minat kalangan muda terjun ke usaha perkebunan tebu.
Usaha pabrik gula dan perkebunan tebu rakyat di Jawa Barat, terutama di wilayah Cirebon dan sekitarnya, kembali bergairah pada tahun 2024. Sudah kembali dihidupkannya pabrik gula (PG) Sindanglaut, Kabupaten Cirebon, membuat serapan tebu rakyat kembali naik.
Pihak pengelola usaha pabrik gula di Cirebon, yaitu PT PG Rajawali II, anak perusahaan BUMN PT RNI (persero), diketahui meningkatkan kembali target produksi gula. Salah satu cara meningkatkan pasokan tebu, adalah upaya perluasan kembali perkebunan tebu rakyat.
Baca Juga: Perkebunan Tebu Rakyat Dipacu di Jawa Barat, Perkuat Produksi Pabrik Gula di Cirebon
Kondisi lapangan
Terkait bangkitnya kembali usaha pabrik gula dan perkebunan tebu di Jawa Barat, Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian, Setyo Budianto, mengunjungi perkebunan tebu rakyat di Kabupaten Cirebon dan Pabrik Gula Sindanglaut, di Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Senin, 8 Juli 2024.
Ketika berbincang-bincang dengan petani tebu di Desa Jagapura Wetan, Irjen Kementan Setyo Budianto, mendengarkan gambaran situasi lapangan usaha perkebunan tebu rakyat di Kabupaten Cirebon.
Tampak, bahwa umumnya petani tebu di Kabupaten Cirebon adalah kalangan petani yang sudah semakin tua. Regerenasi petani tebi memang muncul, tetapi sepertinya belum begitu banyak, sehingga harus diperbanyak demi kelangsungan produksi gula nasional.
Menurut salah seorang petani tebu yang sudah sepuh, melihat fenomena sekarang, penebangan tebu ketika panen sudah harus diperkuat dengan mekanisasi. Yang diperlukan adalah mesin penanam dan penebang tebu, sehingga bisa lebih cepat dan efisien.