Perkebunan Teh di Cianjur Sudah Diguyur Hujan, Bersiap Musim Produksi Jelang Akhir 2024

10 September 2024, 11:00 WIB
Suasana hujan di perkebunan teh Ciwangi, Cianjur, Senin, 9 September 2024. /dok Loudhfy Nur Pratama

JABARINSIGHT – Curah hujan pada sejumlah wilayah perkebunan teh di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang muncul pada Senin, 9 September 2024, membuat musim produksi segera tiba.

Munculnya hujan pada  kawasan perkebunan teh di Jawa Barat, membuat proses bermunculannya pucuk teh pada tanaman segera terjadi. Ini berarti segera memasuki musim produksi pengolahan teh, termasuk di Cianjur.

Kawasan Cianjur bagian selatan, merupakan salah satu sentra produksi teh di Jawa Barat. Sejumlah unit perkebunan teh dan kebun teh rakyat, masih eksis dan menjadi sumber perekonomian masyarakat setempat.

Masa-masa produksi teh merupakan kebahagiaan pada kalangan pelaku perkebunan teh. Sebab, aktivitas produksi kembali tinggi, sehingga perputaran uang pun juga meningkat dibandingkan musim kemarau

Munculnya hujan dianggap kondisi jadwal musim mulai normal karena biasanya hujan turun pada September. Sebelumnya, musim kemarau sangat panas pada Agustus sampai awal September 2024, membuat produksi pucuk teh menurun.

Baca Juga: Agroforestri Teh di Kabupaten Bandung Punya Peluang Pasar Bagus, Ini Penyebabnya

Suasana di kebun

Informasi kalangan pelaku usaha perkebunan teh pada komunitas Asosiasi Teh Indonesia (ATI), Selasa, 10 September 2024, kepada Jabar Insight, menyebutkan, kawasan perkebunan teh yang sudah diguyur hujan besar di Cianjur adalah di kawasan selatan, seperti Takokak dan Sukanagara.

Pelaku usaha pabrik teh dan perkebunan teh Pasir Canar, Kecamatan Takokak, Cianjur, Ferry Kurnia, menyebutkan, bahwa hujan sudah dua kali turun pada kawasan setempat.

Dikatakan, pasca hujan turun, biasanya pucuk mulai tumbuh normal. Hanya saja, cuaca sekarang diperkirakan masih terpengaruh dampak El Nino 2023 lalu, sehingga mungkin belum normal seperti biasanya.

Biasanya, kata Ferry Kurnia, pada saat normal memasuki musim hujan pada September seusai habis kemarau Agustus, akan bermunculan pucuk yang disebut “nyileuncang”. Jika hujan berlanjut, biasanya ada akhir September atau awal Oktober akan bermunculkan pucuk dalam jumlah besar.

Baca Juga: Persiapan Musim Hujan, Kebun Teh di Kabupaten Bandung Pengendalian Hama Pakai Yellow Trap

Namun setelah musim pucuk “nyileuncang” lewat, maka kondisi pertumbuhan pucuk teh kembali ke normal.

Pelaku usaha perkebunan teh di Jawa Barat lainnya, Loudhfy Nur Pratama dari perkebunan teh swasta Ciwangi, Cianjur, juga mengabarkan hujan juga sudah turun kembali di Sukanagara Cianjur, pada Senin, 9 September 2024 sejak siang sampai malam dan Subang.

“Alhamdulillah, perkebunan teh sudah kembali basah,” ucapnya.

Tetapi ia juga mengingatkan, pada musim hujan pasca kemarau ini bahwa perawatan kebun teh harus intensif. Sebab, dikhawatirkan akan muncul penyakit blister blight, hama helopeltis, dan empoasca.  ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Trending