Teh Sinensis Asal Cianjur Banyak Peminat, Cita Rasa Membuat Harga Lebih Tinggi

- 19 Agustus 2024, 10:00 WIB
Areal perkebunan teh sinensis di Takokak, Cianjur, harga jual lebih bagus.
Areal perkebunan teh sinensis di Takokak, Cianjur, harga jual lebih bagus. /Ferry Kurnia/Pabrik Teh Pasir Canar

DESKJABAR – Produk teh sinensis menjadi unggulan baru bisnis komoditas teh asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Teh jenis sinensis terus meningkat diminati konsumen karena cita rasa, sehingga usaha berkebun teh memiliki peluang lebih bagus dari segi bisnis.

Di Jawa Barat, perkebunan teh jenis sinensis hanya sebagian diusahakan, terutama di Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung. Kebun-kebun teh jenis sinensis diusahakan skala rakyat, namun ada juga dilakukan oleh skala perkebunan besar swasta.

Komoditas teh sinensis merupakan jenis yang sebenarnya lebih dulu ada ditanam di Indonesia ketika zaman Hindia Belanda, khususnya di Jawa Barat pada abad ke-19. Namun kemudian, usaha perkebunan teh di Indonesia lebih banyak mengunakan jenis assamica, untuk mengejar produksi lebih cepat.

Di Kecamatan Takokak, di selatan Kabupaten Cianjur, pengusahaan teh sinensis dilakukan oleh petani perkebunan rakyat. Bisnis teh sinensis kemudian diolah oleh pabrik teh Pasir Canar juga di Takokak, dengan memiliki pasar dan harga lebih bagus baik bagi pengolah maupun petani pekebun.

Baca Juga: Harga Pucuk Teh Rakyat 2024 di Cianjur Kini Tinggi, Cara Pemetikan Menentukan

Begini gambarannya

Pemilik pabrik teh Pasir Canar, Ferry Kurnia, kepada Jabar Insight, Senin, 19 Agustus 2024, memberikan gambaran pengusahaan dan bisnis teh jenis sinensis yang kini menjadi buruan para konsumen. Pasar teh jenis sinensis terus bergerak pasarnya, sebagai harapan baru bisnis teh Indonesia.

Disebutkan, dari segi market di Indonesia, teh jenis sinensis mulai banyak dicari oleh para peminum teh single origin. Selebihnya, teh sinensis digunakan oleh para tea blender baik keperluan repacking atau mixologi.

Menurut Ferry, teh  jenis Camelia sinensis var. Sinensis, seperti halnya Arabica di Kopi, memiliki kualitas yang bagus membuat harganya lebih mahal dibanding Assamica. Sebagai contoh, di Pasir Canar harga teh hijau Assamica (retail) Rp 130.000/kg, sedangkan Sinensis (retail) Rp 290.000/kg.

“Dengan kelebihan yg didapat di Sinensis, varietas ini lebih banyak diproses speciality untuk bisa meningkatkan harga,” kata Ferry.

Halaman:

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Trending

Berita Pilgub