Majalengka dan Sumedang Diperbanyak Leuit untuk Cadangan Pangan

20 Agustus 2024, 15:00 WIB
Tampilan leuit untuk cadangan pangan di Majalegka dan Sumedang, Jawa Barat. /dok Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Barat

JABARINSIGHT – Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat sedang diperbanyak jumlah leuit alias lumbung padi, untuk persediaan cadangan pangan.

Menghadapi ancaman krisis pangan, Majalengka dan Sumedang dinilai lokasi yang harus diperbanyak tempat penyimpanan padi untuk cadangan beras sebagai makanan pokok.

Adalah leuit, yang merupakan tempat penyimpanan padi secara kultur di Jawa Barat. Masyarakat desa kembali dipentingkan memiliki cadangan padi secara kolektif, untuk mengantisipasi kondisi krisis pangan akibat dampak perubahan iklim dunia.

Pihak Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Jawa Barat, Selasa, 20 Agustus 2024, menyebutkan, perbanyakan leuit di Majalengka dan Sumedang, dilakukan pada 2024 ini.

Sebanyak 20 leuit dipersiapkan dibangun di Majalengka (tujuh desa) dan Sumedang (13 desa) pada tahun 2024. Pihak DPMD Jawa Barat sudah melakukan montoring ke sejumlah lokasi calon tempat di Majalengka dan Sumedang, pada 8-9 Agustus 2024.

Melalui fungsional penggerak swadaya masyarakat ahli muda, Dimas Tumpal Rizky Nainggolan, bersama tim pengawas melihat perkebangan pemanfaatan ruang untuk ketahanan pangan.

 Baca Juga: Garut Jadi Percontohan Praktek Pertanian Cerdas Tanaman Kentang

Gambaran leuit

Sebagai gambaran, leuit merupakan sistem penyimpanan cadangan pangan, terutama beras ala masyarakat Sunda sejak zaman dahulu. Pada sebagian desa di Jawa Barat masih ada sejumlah leuit, baik berupa kolektif maupun pribadi.

Manfaat leuit adalah persediaan pangan ketika kondisi darurat, baik secara massal maupun individu. Biasanya, penggunaan gabah padi dari leuit bersifat dipinjamkan saat darurat, untuk kemudian diganti kembali menggunakan gabah pula.

Bagi sebagian orang awam, mungkin akan bertanya mengapa bentuk dinding leuit umumnya adalah miring ke bawah. Ini sebenarnya merupakan teknis lama, agar hama tikus tidak dapat naik masuk ke dalam leuit, karena kemudian tergelincir kembali.

Namun pada 20 leuit yang dibuat oleh DPMD Jawa Barat, dindingnya tampak tidak begitu miring. Mungkin desainernya sudah melakukan teknis lain, agar para tikus tidak dapat masuk ke dalam lumbung. ***

 

Editor: Kodar Solihat

Tags

Terkini

Trending