Bisnis Minyak Atsiri di Jawa Barat 2024, Tiga Komoditas Punya Pasar Ekspor Bagus, Tapi Pasokan Kurang

15 Agustus 2024, 16:00 WIB
Pengolahan minyak serehwangi milik Nuron, di Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, /dok Nuron/Gapperindo Jawa Barat

JABARINSIGHT – Produksi minyak atsiri masih menjadi salah satu unggulan produk olahan hasil perkebunan di Jawa Barat yang punya pasar bagus. Namun, untuk beberapa produksi minyak atsiri dikabarkan kini mengalami kekurangan bahan baku, sehingga cukup banyak pabrik pengolah menganggur.

Sebanyak tiga komoditas untuk bisnis minyak atsiri di Jawa Barat saat ini disebutkan mendesak pasokan yang mencukupi kepada berbagai pabrik pengolah. Sebab, pasar minyak atsiri asal Indonesia, khususnya asal Jawa Barat tetap bagus di pasar ekspor namun pasokan berkurang.

Sekretaris Gapperindo (Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia) Jawa Barat, Agus Sutirman, di Bandung, kepada Jabar Insight, Kamis, 15 Agustus 2024, menyebutkan, ada sinkronisasi bersifat sinergi antara unit produksi dan pasokan komoditas minyak atsiri.

Baca Juga: Pasar Minyak Atsiri Dunia Naik, Kualitas Benih Sereh Wangi Ditingkatkan di Lembang, Bandung Barat

Gambaran kondisi

Menurut Agus Sutirman, dari informasi sejumlah pelaku bisnis minyak atsiri di Jawa Barat, saat ini banyak unit produksi atsiri lainnya, seperti akar wangi dan nilam yang bahan bakunya tersendat. Penyebabnya, kurangnya petani di Jawa Barat yang menanam jenis tanaman tersebut.

“Secara umum memang komoditas minyak atsiri unggulan Jawa Barat itu ada tiga jenis, yaitu minyak akarwangi, minyak serehwangi, dan minyak nilam, khususnya untuk menghadapi kebutuhan industri parfum dan obat,” terang Agus Sutirman.

Minyak atsiri dengan bahan baku nilam pada sekitar 10 tahun lalu (sampai tahun 2014) menjadi andalan Kabupaten Garut, Sumedang dan Kuningan. Tetapi belakangan ini daerah tersebut jarang lagi terdengar memproduksi minyak nilam.

Disebutkan Agus Sutirman, namun sekarang muncul nilam di Tasikmalaya. Bahkan ada anak milenial bernama Dani yang sudah berhasil mengembangkan kebun nilam berikut pembenihannya yang cukup produktif.

Baca Juga: Harga Cengkeh Kering 2024, Juli di Jawa Barat, Petani Tasikmalaya Menunda Penjualan

Bisnis produksi minyak atsiri sebenarnya beragam bahan bakunya, dimana di Jawa Barat banyak lokasi bisa ditanam. Tetapi melihat fenomena pasar, sejauh ini ketiga komoditas dimaksud yang perlu dikembangkan kembali produksi, dengan jaminan pasar dan kepastian harga.

Agus Sutirman menilai, Jawa Barat sebaiknya cukup fokus kepada tiga jenis produk minyak atsiri, yaitu minyak akar wangi, minyak serehwangi, dan minyak nilam. Ketiga produk tsb sudah dikenal keunggulannya, serta jalur tata niaganya sudah berjalan dalam waktu yang cukup lama.

Ada pun gambaran di pasaran, hasil produksi minyak serehwangi dari petani, diharapkan minimal Rp 200 ribu per kg. Tetapi, masih banyak harga serehwangi ke petani masih dihargai Rp 150.000/kg, sehingga petani keuntungan usaha belum jelas. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Trending