JABARINSIGHT – Pertumbuhan ekonomi yang tinggi sejatinya tidaklah menjadi indikator kemajuan ekonomi yang berkualitas. Pertumbuhan baru dikatakan berkualitas jika sejalan dengan peningkatan kesejahteraan rakyatnya.
Ketika Pemerintah melalui Menteri Keuangan mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini berada di angka 5%, hal ini menjadi sebuah keironian karena pada saat yang sama gelombang PHK khususnya di industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dan alas kaki.
Baca Juga: INTIP Spesifikasi, Harga, Pajak Toyota Alphard Prabowo Subianto, Dibekali Teknologi Ramah Lingkungan
Bahkan pihak serikat buruh mencatat hingga saat ini gelombang PHK masih berlangsung dengan memakan korban hingga lebih dari 100 ribu pekerja di kedua sektor tersebut.
Tekanan dari berbagai arah yang dialami Industri TPT dan Alas Kaki dinilai sangat bertubi-tubi baik dari sisi produksi maupun sisi pasar hasil produksi. Pasar domestik saat ini memang diperparah dengan banjirnya produk impor, di saat pasar domestic belum pulih benar pasca Pandemi Covid-19.
Sudahkah Pertumbuhan Ekonomi RI Berkualitas?
Mengutip dari Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Candra Fajri Ananda bahwa pertumbuhan ekonomi berkualitas merupakan pertumbuhan yang menciptakan pemerataan pendapatan, pengentasan kemiskinan, dan membuka kesempatan kerja yang luas.
Menurut Candra, pertumbuhan ekonomi, selain sebagai tolok ukur keberhasilan atau kemunduran perekonomian suatu negara, juga merupakan indikator kesejahteraan masyarakat.
Sayangnya ketika Menkeu Sri Mulyani mengumumkan ekonomi Indonesia tumbuh di angka 5%, hal itu dipertanyakan oleh pihak serikat pekerja.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, Said Iqbal, memaparkan, badai PHK masih marak terjadi di sejumlah industri. Menurutnya, hal ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi belum optimal memberikan manfaat bagi kalangan menengah ke bawah.