Produksi Panen Cengkeh 2024 di Jawa Barat Anjlok Akibat Hama dan Penyakit

1 Agustus 2024, 13:00 WIB
Musim panen cengkeh di Kabupaten Subang, Jawa Barat, akhir Juli 2024. /dok Aep Saeful Anwar/APCI Jawa Barat

JABARINSIGHT – Suasana musim panen cengkeh 2024 di Jawa Barat diwarnai dua kondisi menyedihkan bagi sebagian besar petani perkebunan rakyat komoditas ini. Selain harga yang anjlok pada Agustus 2024, juga produksi terganggu karena banyak populasi tanaman cengkeh terserang serangan hama dan penyakit.

Kondisi tersebut, dikabarkan terjadi pada hampir seluruh 14 kabupaten sentra produksi cengkeh di Jawa Barat. Rata-rata 30 persen tanaman cengkeh petani di Jawa Barat mengalami kematian, akibat serangan hama dan penyakit sejak menjelang musim panen 2024.

Pada Agustus 2024, diprediksi memasuki puncak musim panen raya cengkeh di Jawa Barat. Walau musim panen raya, namun produksi malah turun karena serangan hama dan penyakit, serta produktivitas tanaman yang rata-rata sudah tua.

Kondisi tanaman cengkeh di Jawa Barat terserang hama dan penyakit pada musim panen 2024. dok Aep Saeful Anwar/APCI Jawa Barat

Baca Juga: Ini Penyebab Harga Panen Cengkeh 2024 di Jawa Barat Anjlok pada Juli

Kondisi lapangan

Ketua Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI) Jawa Barat, Aep Saeful Anwar, kepada JabarInsight, Kamis, 1 Agustus 2024, menyebutkan, kondisi kematian pohon-pohon cengkeh di Jawa Barat akibat serangan hama dan penyakit, merupakan terparah sejak enam bulan terakhir tahun 2024.

Dikatakan, rata-rata tanaman cengkeh yang mati karena serangan hama dan penyakit, adalah 30 persen dari total populasi masing-masing kebun cengkeh petani. Informasi diperoleh dari banyak petani pekebun cengkeh di Jawa Barat pada Musda APCI di Bandung, Selasa, 30 Juli 2024.

Sejauh ini, kata Aep, para petani cengkeh umumnya masih melakukan penanganan hama dan penyakit secara tradisional. Baru sebagian yang melaporkan kepada dinas terkait pengendalian hama dan penyakit perkebunan,

Dikatakan, kondisi yang terjadi pada musim panen cengkeh 2024 di Jawa Barat adalah terlihat semakin banyak tanaman cengkeh menua. Kondisi demikian ditambah banyak yang mati karena serangan hama dan penyakit.

“Kami berharap ada langkah peremajaan tanaman cengkeh secara besar-besaran, sebagai upaya keberlanjutan usaha komoditas ini di Jawa Barat. Apalagi, kini mulai disukai oleh kalangan muda yang terjun ke usaha berkebun cengkeh,” ujar Aep Saeful Anwar, yang merupakan petani muda cengkeh asal Subang.

Baca Juga: Harga Cengkeh Kering 2024, Juli di Jawa Barat, Petani Tasikmalaya Menunda Penjualan

Aep Saeful Anwar juga mencontohkan, untuk di Subang saja tercatat luasan areal perkebunan cengkeh rakyat seluas 1.381 hektare, jika ada 30 persen mati karena serangan hama dan penyakit berarti luasan 2024 kemungkinan menjadi 920-an hektare saja, itu pun dominan sudah tua umurnya.

Sementara itu, pihak Balai Perlindungan Perkebunan (BPP) Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, mengabarkan, sejumlah petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT) dan petugas teknis satuan pelayanan Kabupaten Sukabumi telah melaksanakan pertemuan pertama kegiatan penerapan pengendalian hama terpadu pada tanaman cengkeh di Kelompok Tani Putra Gunung, Desa Ciemas, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.

Kegiatan diawali dengan penyampaian materi pengenalan dan pengendalian OPT Tanaman Cengkeh dan dilanjutkan dengan praktek pengamatan hama penyakit secara langsung di lapangan. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Trending