Dampak Jalan Tol Cisumdawu Sumedang kepada Perkebunan Tembakau, Begini yang Terjadi

20 Juli 2024, 10:00 WIB
Areal tembakau di Sumedang dekat jalan tol Cisumdawu. /dok Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat

JABARINSIGHT – Keberadaan jalan tol Cisumdawu lintas Sumedang dan Majalengka membuat perjalanan darat dari Bandung ke arah timur laut Jawa Barat menjadi lebih cepat. Tetapi, munculnya jalan tol juga munculkan pengaruh atau dampak terhadap kondisi di sekitarnya.

Kabupaten Sumedang dikenal sebagai salah satu penghasil terkemuka komoditas tembakau di Jawa Barat. Pada lintasan jalan tol Cisumdawu terhadap lima kecamatan penghasil tembakau, yaitu Jatinangor, Sukasari, Tanjungsari, Rancakalong, Pamulihan, yang sepanjang tahun menghasilkan.

Kondisi dampak jalan tol Cisumdawu kepada lingkungan sekitar memang terlihat dimana cuaca menjadi lebih panas. Sebab, jalan tol munculkan efek pantulan cahaya matahari dari permukaan jalan, apalagi dari lapisan beton sepanjang jalan tol.

Lalu bagaimana pendapat petani tembakau terhadap dampak kondisi jalan tol Cisumdawu yang membuat iklim sekitar menjadi lebih panas ?

Baca Juga: Lokasi Sentra Industri Hasil Tembakau Mole di Ciranjang, Cianjur, Dirancang Ramai Aktivitas

Ketua APTI Jawa Barat, Suryana memberikan gambaran soal tembakau Sumedang, di sela-sela Festival Tembakau Jawa Barat Aroma Sendja, di alun-alun Sumedang, Jumat, 19 Juli 2024. Kodar Solihat/Jabar Insight

Komentar petani

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Barat, Suryana, di sela-sela Festival Tembakau Jawa Barat “Aroma Sendja” 2024, kepada Jabar Insight, di alu-alun Sumedang, Jumat, 19 Juli 2024, memberikan komentar soal perubahan iklim kawasan Tanjungsari dampak jalan tol Cisumdawu.

Suryana menyebutkan, dampak jalan tol Cisumdawu terhadap kondisi iklim pada sepanjang jalur pada rute Jatinangor, Sukasari, Tanjungsari, Rancakalong, dan Pamulihan memang menjadikan lebih panas.

“Tetapi, kondisi ini malah menjadikan tanaman-tanaman tembakau di Sumedang menjadi lebih bagus kualitasnya. Sebab, tanaman tembakau areal dengan suhu lebih hangat. Pengaruhnya, adalah harga panen menjadi lebih tinggi diberikan oleh pembeli,” ujarnya.

Namun, kata Suryana, yang diharapkan adalah bagaimana caranya agar hasil panen tembakau di Jawa Barat, menjadi lebih aman dari serangan penyakit dan hama. Dengan cara itu, hasil panen akan lebih baik diperoleh para petani, dengan diharapkan ditunjang harga stabil bagus.

Baca Juga: Petani Tembakau Kabupaten Bandung Perbaiki Kelola Keuangan Usaha

Fenomena pemasaran

Suryana mengatakan, permintaan pasar terhadap tembakau asal jawa Barat terus naik. Sejak tahun 2023, harga tembakau kering rajangan dari Sumedang menjadi sedikitnya Rp 90.000/kg sampai ratusan ribu rupiah. Padahal, sebelumnya, rata-rata hanya Rp 20.000/kg sampai Rp 150.000/kg,

Bahkan, katanya, kini yang terjadi dimana uang yang mencari barang, yang dimaksud adalah para pembeli mencari pasokan tembakau Jawa Barat agar mencukupi. Dahulu, kondisinya dimana  barang (petani tembakau) yang mencari uang dari hasil penjualan.

Berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2022, luas areal tanaman tembakau di Sumedang total 2.516 hektare. Produktivitasnya adalah 995 kg/hektare. Produksi tembakau di Sumedang adalah pada kecamatan Sukasari, Tanjungsari, Pamulihan (dikenal sebagai kawasan Tanjungsari), Rancakalong, Jatinangor, Tomo, Darmaraja, dan Jatigede. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Trending