DAMPAK Investasi Jawa Barat , Rasio Penyerapan Tenaga Kerja Meningkat, Sayangnya ke Depan Trennya Padat Modal

12 Juni 2024, 08:00 WIB
Dampak investasi di Jabar rasio penyerapan tenaga kerja meningkat. Saangnya ke depan investasi cenderung padat modal. /kawasanindustri.net/

JABARINSIGHT – Dampak positif investasi Jawa Barat terus mengalami peningkatan, salah satunya terlihat dari peningkatan rasio penyerapan tenaga kerja.Sayangnya, investasi ke depan trennya cenderung merupakan investasi padat modal.

Hal itu dikemukakan pengamat ekonomi Unpas, Acuviarta Kartabi, di Bandung, Selasa 11 Juni 2024. Hal itu menanggapi hasil realisasi investasi di Jawa Barat pada Triwulan I 2024 dimana Jabar menempati posisi teratas secara nasional.

Baca Juga: Gaji Rp 4 Juta Sebulan Ingin Cicil Rumah: Mungkinkah dan Bagaimana Caranya?

Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM), realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Jawa Barat pada Triwulan I 2024 dari Januari hingga Maret 2024 mencapai Rp 64,6 triliun.

Angka sebesar itu menempatkan Jawa Barat masih menjadi primadona tujuan investasi baik PMDA maupun PMA. Jabar menempati posisi teratas, disusul DKI Jakarta Rp 58,4 triliun, Jatim Rp 36,2 triliun, Sulawesi Tengah Rp 27 triliun, Banten Rp 25,3 triliun.

Realisasi investasi di Jawa Barat pada Triwulan I 2024 sebesar Rp 64,6 triliun tersebut tersebar dalam jumlah proyek sebanyak 31.649 proyek dengan menyerap sebanyak 28.280 tenaga kerja.

Rasio Penyerapan Tenaga Kerja

Acuviarta Kartabi mengemukakan bahwa pada tahun 2023 rasio investasi terhadap penyerapan tenaga kerjanya sudah meningkat dari 1.050 orang per Rp 1 triliun investasi (2022) menjadi 1.203 orang per Rp 1 triliun investasi di tahun 2023

Namun menurutnya, meski sudah meningkat daya serap tenaga kerja akibat dampak investasi, namun upaya tersebut harus terus diperkuat.

“Pada 2023 rasio investasi terhadap penyerapan tenaga kerjanya sudah meningkat dari 1.050 orang per Rp 1 triliun investasi menjadi 1.203 orang per Rp 1 triliun investasi di tahun 2023,” papar Acu kepada Jabar Insight.

“Dari situ kita bisa melihat, berapa kebutuhan invesasi untuk menyerap lapangan pekerjaan yang lebih banyak,” kata Acu menambahkan.

Tren Investasi Padat Modal

Sayangnya, menurut Acuviarta, kecenderungan ke depan ada kecenderungan investasi yang padat modal. Hal ini tidak bisa ditolak atau di tawar bahwa pola investasi ke depan akan semakin banyak investasi yang bersifat padat modal sehingga daya ungkit penyerapan tenaga kerjanya menjadi terbatas.

Seperti diketahui, investasi pada industri padat modal adalah industri yang dalam produksinya cenderung lebih menekankan penggunaan mesin daripada penggunaan tenaga manusia dan membuat mereka bergantung padanya. Industri ini menggunakan teknologi tinggi.

Sebaliknya industri padat karya mengacu pada suatu proses atau industri yang membutuhkan sejumlah besar tenaga kerja untuk menghasilkan barang atau jasa.

Baca Juga: Kopi Arabika Honey Tasikmalaya: Berpotensi Menjadi Ikon Baru Jawa Barat

Wilayah yang relatif bersifat padat karya investasinya di Jawa Barat, menurut Acuviarta, adalah di Kabupaten Sukabumi.

Untuk periode Januari hingga Maret 2024 realisasi penyerapan tenaga kerja terbesar akibat investasi terjadi di Kabupaten Sukabumi.

Menurutnya, meski realisasi investasi di Kabupaten Sukabumi tidak termasuk 5 besar di Jabar, namun penyerapan tenaga kerja nya tertinggi di Jabar yakni sebanyak 13.261 orang atau tertinggi di Jabar. Padahal nilai investasi di Kabupaten Sukabumi menempati peringkat ke 13 di Jabar.

“Prinsipnya saya kira tetap harus ada kombinasi upaya pengembangan investasi, tidak hanya pada industri padat modal, tetapi juga pada usaha-usaha padat karya terutama secara klasik pada industri TPT, alas kaki, makan minum, perdagangan serta ke depan juga bisa berbasis agro serta bersifat hilirisasi industri,” papanya. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Terpopuler