HASIL Survei Nasional : Wanita Memiliki Tingkat Literasi dan Inklusi Keuangan Lebih Tinggi Dibanding Pria

- 3 Agustus 2024, 08:00 WIB
Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2024 ternyata kaum wanita lebih baik dibanding pria.
Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2024 ternyata kaum wanita lebih baik dibanding pria. /QM Financial/

JABARINSIGHT – Di dalam rumah tangga, wanita terutama ibu rumah tangga dipercaya sebagai pengatur keuangan keluarga. Tak heran kalau kaum wanita memiliki tingkat leterasi dan inklusi keuangan yang lebih tinggi dibanding kaum pria.

Itulah salah satu hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 yang dilaksanakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) yang dilakukan Januari dan Februasi tahun 2024.

Baca Juga: WOW! Dahsyatnya GIIAS 2024, Puluhan Ribu Mobil Baru Dipesan Pengunjung, Dongkrak Penjualan di Semester 2

Dalam keterangan tertulis yang dirilis OJK pada Jumat 2 Agustus 2024, penyampaian metodologi dan hasil SNLIK tahun 2024 disampaikan Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi di Kantor BPS, Jakarta, 2 Agustus 2024.

Adapun pelaksanaan lapangan SNLIK tahun 2024 dilakukan mulai 9 Januari hingga 5 Februari 2024 di 34 provinsi yang mencakup 120 kabupaten/kota termasuk 8 wilayah kantor OJK (1.080 blok sensus). Jumlah sampel SNLIK tahun 2024 sebanyak 10.800 responden yang berumur antara 15 sd 79 tahun.

Metode Survei

Pelaksanaan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2024 bagi OJK dibutuhkan untuk mengukur indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia sebagai landasan program peningkatan literasi dan inklusi keuangan ke depan. Untuk pertama kalinya, SNLIK menyelenggarakan OJK bersama dengan Badan Pusat Statistik (BPS).

Hasil SNLIK tahun 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 65,43 persen, sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen.

SNLIK tahun 2024 juga mengukur tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah. Hasil yang diperoleh menunjukkan indeks literasi keuangan syariah masyarakat Indonesia sebesar 39,11 persen. Sedangkan indeks inklusi keuangan syariah sebesar 12,88 persen.

Friderica memaparkan bahwa Pemilihan kabupaten/kota menggunakan PPS ( Probability Proportional to Size )– Systematic Sampling dengan ukuran jumlah keluarga, dimana kabupaten/kota wilayah kantor OJK secara otomatis dipilih sebagai sampel.

Pemilihan sejumlah blok sensus pada setiap kabupaten/kota terpilih menggunakan PPS– Systematic Sampling dengan ukuran jumlah perkiraan rumah tangga dengan memperhatikan keterwakilan daerah perkotaan/perdesaan.

Pemilihan sepuluh rumah tangga yang memenuhi syarat pada setiap blok sensus dari hasil pemutakhiran menggunakan Systematic Sampling dengan stratifikasi implisit berdasarkan tingkat pendidikan kepala rumah tangga.

Baca Juga: Gubernur BI Sebut, Bauran Kebijakan Terus Diperkuat untuk Menjaga Stabilitas

Pemilihan satu responden yang memenuhi syarat berusia 15-79 tahun pada sampel rumah tangga menggunakan Random Sampling dengan stratifikasi implisit berdasarkan umur anggota rumah tangga yang memenuhi syarat menggunakan Kish Table .

SNLIK tahun 2024 menggunakan parameter literasi keuangan yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap, dan perilaku, sementara indeks inklusi keuangan menggunakan parameter penggunaan (usage) terhadap produk dan layanan keuangan. Penggunaan parameter ini sesuai dengan indikator yang digunakan dalam OECD/INFE International Survey of Financial Literacy .

Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2024

Berdasarkan gender , indeks literasi keuangan perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan indeks literasi keuangan laki-laki, yakni masing-masing sebesar 66,75 persen dan 64,14 persen.

Indeks inklusi keuangan perempuan juga lebih tinggi dibandingkan dengan indeks inklusi keuangan laki-laki, yakni masing-masing 76,08 persen dan  73,97 persen.

Sementara berdasarkan klasifikasi desa, indeks literasi dan inklusi keuangan wilayah perkotaan masing-masing sebesar 69,71 persen dan 78,41 persen, lebih tinggi dibandingkan di wilayah perdesaan yakni masing-masing sebesar 59,25 persen dan 70,13 persen.

Berdasarkan umur, kelompok 26-35 tahun, 36-50 tahun, dan 18-25 tahun memiliki indeks literasi keuangan tertinggi, yakni masing-masing sebesar 74,82 persen, 71,72 persen, dan 70,19 persen. Sebaliknya, kelompok umur 15-17 tahun dan 51-79 tahun memiliki indeks literasi keuangan terendah, yakni masing-masing sebesar 51,70 persen dan 52,51 persen.

Selanjutnya, kelompok usia 26-35 tahun, 36-50 tahunklusif, dan 18-25 tahun memiliki indeks keuangan tertinggi, yakni masing-masing sebesar 84,28 persen, 81,51 persen, dan 79,21 persen. Sebaliknya, kelompok umur 15-17 tahun dan 51-79 tahun memiliki indeks inklusi keuangan terendah, yakni masing-masing sebesar 57,96 persen dan 63,53 persen.

Berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan, kelompok pendidikan tamat perguruan tinggi, tamat SMA/sederajat, dan tamat SMP/sederajat memiliki indeks literasi keuangan tertinggi, yakni masing-masing sebesar 86,19 persen, 75,92 persen, dan 65,76 persen.

Sebaliknya, kelompok pendidikan tidak/belum pernah sekolah/tidak tamat SD/sederajat dan tamat SD/sederajat memiliki indeks literasi keuangan terendah, yakni masing-masing sebesar 38,19 persen dan 57,77 persen.

Selanjutnya kelompok dengan pendidikan tamat perguruan tinggi, tamat SMA/sederajat, dan tamat SMP/sederajat memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi, yakni masing-masing sebesar 98,54 persen, 88,29 persen, dan 73,18 persen.

Sebaliknya, kelompok dengan tingkat pendidikan tidak/belum pernah sekolah/tamat SD/sederajat dan tamat SD/sederajat memiliki indeks inklusi keuangan terendah, yakni masing-masing sebesar 51,53 persen dan 62,58 persen.

Dari data tersebut diperoleh informasi bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, maka literasi dan inklusi keuangan juga semakin tinggi.

Berdasarkan pekerjaan/kegiatan sehari-hari, kelompok pegawai/profesional, pengusaha/wiraswasta, dan ibu rumah tangga mempunyai indeks literasi keuangan tertinggi, yakni masing-masing sebesar 83,22 persen, 78,32 persen, dan 64,44 persen.

Baca Juga: BERBEKAL Baterai Kuat, Xiaomi MIX Flip Datang Menantang Samsung Galaxy Z Flip 6 di Sektor Ponsel Lipat

Sebaliknya, kelompok tidak/belum bekerja, pelajar/mahasiswa, dan pensiunan/purnawirawan memiliki indeks literasi keuangan terendah masing-masing sebesar 42,18 persen, 56,42 persen, dan 57,55 persen.

Selanjutnya, kelompok pensiunan/purnawirawan, pegawai/profesional, dan pengusaha/wiraswasta memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi, yakni masing-masing sebesar 98,18 persen, 95,04 persen, dan 85,40 persen.

Sebaliknya, kelompok tidak/belum bekerja, petani/peternak/pekebun/nelayan, dan pekerjaan lainnya memiliki indeks inklusi keuangan terendah, yakni masing-masing sebesar  5 5,10 persen, 62,26 persen, dan 67,73 persen.

SNLIK tahun 2024 menjadi salah satu faktor utama bagi OJK dan pemangku kepentingan lainnya dalam menyusun kebijakan, strategi, dan perencanaan produk dan layanan keuangan yang sesuai kebutuhan dan kemampuan konsumen dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: ojk.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Trending

Berita Pilgub