Network
JABARINSIGHT – Di Provinsi Jawa Barat terdapat pula pengusahaan komoditas kelapa sawit, diusahakan skala perkebunan besar maupun kebun rakyat. Usaha kebun sawit rakyat merupakan fenomena, karena ada perusahaan perkebunan besar mengusahakan sawit berikut pabriknya.
Dalam kondisi di Jawa Barat bermunculan kebun sawit, tetapi sebagian kalangan petani pekebun menaruh kembali harapan kepada karet rakyat. Kondisi ini disebabkan kondisi alam Jawa Barat pada wilayah tertentu, dan harapan terus membaiknya kembali harga karet alam.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Gandjar Yudniarsa, melalui Kepala Bidang Produksi, Indra Permana, yang dikonfirmasi Jabar Insight, di Bandung, Selasa, 1 Oktober 2024, menyebutkan, fenomena petani sawit di Jawa Barat dalam tahun 2022 s.d 2023 tren luasannya menurun.
Baca Juga: Perkebunan Rakyat di Jawa Barat, Karet vs Sawit, Inilah Perbandingan Keuntungan
Gambaran luasan
Pada tahun 2022 berdasarkan data angka tetap, luasnya hanya 15.675 ha, dan tahun 2023 menurun menjadi 4.488 Ha. Dari luas tersebut, tahun 2022, luas tanaman menghasilkannya adalah 14.337 Ha, dan sebagian besar milik PBS ( 28 persen), dan PBN (71 persen).
“Tahun 2023, karena menurun jauh, luas tanaman menghasilkannya menjadi 4.213 Ha, dengan sebagian besar milik perkebunan besar swasta (95 persen) dan milik rakyat,” ujar Indra Permana.
Di Pangandaran, sampai 2023 memang tercatat sekitar 48 Ha, walau meningkat dari 2022 yang hanya 5 Ha (Tapi kategori nya TR/TTM), semuanya merupakan kebun sawit rakyat.
Lain halnya perkebunan besar negara, dalam hal ini PTPN I Regional 2 (eks PTPN III) kini sudah KSO dengan PTPN IV dari semula PTPN IV. Diketahui, banyak melakukan konversi dari karet dan teh menjadi kelapa sawit, misalnya di Sukabumi, Bogor, Subang, Cianjur, dan Bandung Barat.
Baca Juga: Sambut Musim Hujan 2024, Petani Karet Jawa Barat Berharap Bantuan Pupuk
