“Jadi masih kurang dari 100 ha, dengan produksina masih kurang dari 100 ton teh kering,” ujar Atik Dharmadi.
Selain itu, tercatat pernah ada pula tanaman sinensis di Sumatera Utara juga bibit jenis dari aya Taiwan untuk produksi kanggo Oolong. Namun, kini juga tidak jelas lagi kabarnya.
Teh jenis sinensis sebenarnya merupakan yang paling awal ditanam di Indonesia sejak zaman kolonial Belanda pada abad ke-19 lalu. Namun karena produksinya belum dapat diharapkan lebih cepat, kemudian pada awal abad ke-20 secara massal digantikan jenis assamica sampai kini. ***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan saluran WhatsApp Channel