Mekanisasi Tebu Rakyat di Jawa Barat Berharap Kebijakan Soal Bunga Bank

- 7 Agustus 2024, 15:00 WIB
Suasana panen tebu di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, awal Agustus 2024.
Suasana panen tebu di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, awal Agustus 2024. /dok APTRI Jawa Barat

JABARINSIGHT – Usaha perkebunan tebu rakyat di Jawa Barat dipacu menggunakan mekanisasi sebagai upaya efisiensi, sehingga margin keuntungan menjadi meyakinkan. Tetapi, harapan petani tebu untuk memiliki alat dan mesin pertanian dikabarkan masih terbentur bunga bank dinilai masih tinggi.

Keinginan petani tebu di Jawa Barat untuk mekanisasi pertanian muncul,  sebagai upaya efisiensi biaya produksi berkebun. Usaha tebu rakyat di Jawa Barat adalah di Cirebon, Majalengka, Indramayu, Kuningan, Subang, dan Sumedang, yang memasok ke pabrik gula di Cirebon.

Diketahui, usaha perkebunan tebu rakyat sedang kembali bergairah di Pulau Jawa, seiring munculnya kebijakan dari pemerintah soal harga diperoleh petani. Tetapi, persoalan lain pun muncul, karena petani merasa biaya produksi makin mahal karena tenaga kerja menggunakan tenaga manusia.

Baca Juga: Perkebunan Tebu Rakyat di Kabupaten Cirebon Dijajaki Mekanisasi, Efisiensi Usaha Petani dan Pabrik Gula

Menunggu jawaban pemerintah

Sekretaris APTRI (Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia) Jawa Barat, Ali Mazazi, kepada Jabar Insight, di Cirebon, Rabu, 7 Agustus 2024, menyebutkan, pada Rakernas APTRI yang baru-baru ini dilakukan, salah satu pembahasan utama adalah mekanisasi perkebunan tebu rakyat.

Disebut-sebut, banyak kelompok petani tebu sebenarnya sudah ingin melakukan mekanisasi, terutama untuk panen tebang dan mengolah tanah. Usulan sudah disampaikan oleh APTRI kepada pihak terkait di pemerintah, terutama berkaitan dengan bunga bank untuk kredit alat dan mesin pertanian (alsitan)

“Selama ini, kredit alat dan mesin pertanian masih dikenakan bunga umum oleh bank, yang bagi kalangan petani dinilai masih tinggi besarannya. Kami petani tebu berharap, pemerintah memberikan kebijakan keringanan bunga dari bank untuk kredit alsintan,” ujar Ali Mazazi.

Tetapi, kata Ali Mazazi, belum diperoleh kabar lanjutan atau respon dari Kementerian Keuangan soal upaya keringanan bunga bank untuk kredit alat dan mesin pertanian. Padahal, usaha perkebunan tebu rakyat, sudah mendesak melakukan mekanisasi mengingat biaya tenaga kerja makin mahal.

Baca Juga: Perkebunan Tebu Rakyat Dipacu di Jawa Barat, Perkuat Produksi Pabrik Gula di Cirebon

Upaya memotivasi

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo, menekankan pentingnya penguatan ekosisten gula secara modern, demi memenuhi kebutuhan gula nasional. Salah satu unsur yang haris diperhatikan, adalah kemitraan dengan tebu rakyat melalui APTRI.

Disebutkan, usaha tebu rakyat merupakan salah satu unsur penting dalam ekosistem gula nasional. Ketika para petani tebu bersemangat menanam, pengaruhnya akan muncul kepada kelangsungan produksi gula.

Menurut Arief Prasetyo, unsur penting dalam produksi gula, yang terkait petani tebu, adalah harga yang baik. Harus diciptakan agar petani bersemangat menanam tebu, dengan cara memperoleh hasil usaha yang lebih baik melalui sejumlah cara. ***

 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Trending

Berita Pilgub