Mirisnya Tembakau Jawa Barat : Pemprov Jabar Targetkan Kehadiran Sentra di Setiap Wilayah

- 15 Juni 2024, 07:00 WIB
Mirisnya tembakau Jawa Barat. Pemprov Jabar targetkan bangun sentra tembakau di setiap wilayah di Jawa Barat.
Mirisnya tembakau Jawa Barat. Pemprov Jabar targetkan bangun sentra tembakau di setiap wilayah di Jawa Barat. /dok Dinas Perkebunan Provisi Jawa Barat

DESKJABAR – Kepala Bidang Industri Agro, Kimia, Tekstil dan Aneka Disperindag Jabar, Arif Muchamad Fazar mengaku miris dengan tembakau Jawa Barat. Memiliki potensi dan kapasitas yang cukup besar, namun saat ini jauh tertinggal dibanding daerah-daetah lain penghasil tembakau.

Untuk itu, menurut Arif, Pemprov Jabar menargetkan ke depan akan dibangun Sentra Industri Hasil Tembakau (SIHT) di setiap wilayah di Jawa Barat.

Baca Juga: BUTUH Modal Rp 25 Juta Bisakah Pinjam KUR BCA? Simak Syarat dan Simulasi Besaran Cicilan Perbulan

Hal itu dikemukakan dalam acara pemaparan hasil kajian mengenai Sentra Industri Hasil Tembakau Cianjur, di Cianjur, Jumat 14 Juni 2024.

Potensi Tembakau Jawa Barat

Dalam wawancara dengan Jabar Insight, Arif Muchamad Fazar memaparkan tentang potensi tembakau yang dimiliki Jawa Barat, baik dari sisi lahan tembakau, petani tembakau, maupun industrinya.

“Kita Provinsi Jabar sangat miris karena dengan potensi besar kemudian industrinya ada, tapi belum memiliki sentra tembakau. Sampai saat ini belum ada,” tuturnya.

Menurut Arif, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, NTB, Makassar sudah memiliki sentra tembakau.

“Tapi Jabar yang notabene potensinya besar, kapasitasnya besar, industrinya juga besar ada di Jabar seperti Sampoerna dan Philip Morris. Tapi belum memiliki sentra. Makanya Pemprov Jabar mendorong para pelaku industri tembakau di Jabar untuk membentuk sentra,” ujar Arif.

Untuk itu, Pemprov Jabar mantargetkan ke depan paling tidak disetiap wilayah di Jawa Barat akan dibangun sentra tembakau.

Sampai saat ini yang memungkinkan segera dibangun karena lokasinya sudah ada, pemerinta daerahnya mendukung, dan sudah membuat kajian, masterplannya sudah ada serta komitmen para pelaku usahanya ada baru di Garut dan Cianjur.

Kedepan, menurut Arif, diharapkan akan dibangun juga sentra di Majalengka, Sumedang, Kabupaten Tasikmalaya, dan Pangandaran.

Potensi tembakau Jabar bisa dilihat dari data Asosiasi Petani Tembakau (APTI) bahwa Jawa Barat merupakan salah satu penghasil tembakau penting dan sebagian diekspor. Tahun 2019 saja, luas lahan tembakau di Jabar mencapai 12 ribu hektar yang tersebar di 14 kota/kabupaten.

Jumlah ini APTI masih jauh untuk memenuhi kebutuhan tembakau di Jawa barat sendiri yang memerlukan kebun tembakau hingga 38 ribu hektar.

Pada tahun 2019, pendapatan Pemprov Jabar dari tembakau mencapai Rp 360 miliar baik dari bahan baku maupun cukai dalam bentuk Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).

Sentra Industri Hasil Tembakau Cianjur

Sementara itu dalam paparan hasil kajian lokasi Sentra Industri Hasil Tembakau Cianjur, pengamat ekonomi Unpas, Acuviarta Kartabi mengemukakan ada calon lokasi yang telah di survey yakni di Kecamatan Cibeber dan Kecamatan Ciranjang.

Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki lokasi di Ciranjang, sejumlah pelaku usaha industri hasil tembakau di Cianjur setuju dengan rencana pembangunan Sentra Industri Hasil Tembakau Cianjur.

Acu menilai aka nada dampak positif dengan kehadiran sentra tembakau di sebuah daerah. Selain memudahkan pelaku karena kemudahan cukai yang ditawarkan juga mendorong peningkatan kapasitas produksi, meningkatkan penyerapan tenaga kerja serta menekan peredaran rokok illegal.

Baca Juga: 10 Smartphone Mumpuni Harga Rp1 Jutaan di 2024: Kapasitas Baterai Besar, Performa Bukan Kaleng-kaleng

“Sebab peredaran rokok illegal tidak saja menjadi musuh utama penerimaan cukai negara, tetapi juga menjadi musuh utama bagi para pelaku industri pengolahan hasil tembakau karena harga yang ditawarkan rokok illegal bisa merusak harga pasar,” tuturnya.

Salah seorang pelaku industri pengolahan hasil tembakau Cianjur, Erwan Hendrawan yang merupakan owner CV One Bakorockk, menyambut gembira dengan rencana akan dibangunnya Sentra Industri Hasil Tembakau di Ciranjang.

“Kehadiran sentra akan memudahkan kita sebagai pelaku industri, salah satunya cukai. Cukai itu merupakan varian yang cukup luar biasa bagi pelaku. Dengan kehadiran sentra akan memudahkan kita karena pembayarannya bisa dilakukan dalam 3 bulan. Biasanya kan harus cash saat itu juga,” paparnya.

Selain itu, menurut Erwan, banyak pengusaha ingin pengembangan usaha dengan peralatan, sedangkan sesuai di Peraturan Menteri Keuangan (PMK) bantuan mesin tidak bisa dikeluarkan jika tidak ada sentra indutsri hasil tembakau.

“Keuntungan lain dengan adanya sentra, pemerintahan mudah untuk mengawasi barang-barang yang tidak ada cukainya. Kalau di satu tampat kan mudah pemantauannya, ini bisa menekan perederan rokok illegal,” paparnya.

Sementara itu menurut Acuviarta, kemungkinan Sentra Industri Hasil Tembakau di Cianjur akan mulai dibangun pada tahun 2025. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah