Indonesia dan Jawa Barat Berpotensi Jadi Penghasil Kopi Terbesar di Dunia, Ini Penyebabnya

13 Juli 2024, 11:00 WIB
Buah kopi siap dipanen di Jawa Barat, Indonesia bisa menjadi produsen terkuat kopi dunia. /Kodar Solihat/Jabar Insight

JABARINSIGHT – Negara Indonesia, termasuk Jawa Barat, berpotensi menjadi negara penghasil kopi terbesar dunia. Sebab, lokasi pembudidayaan tanaman kopi di Indonesia dinilai paling baik di dunia, sehingga potensinya paling bertahan dibandingkan negara lain penghasil komoditas ini.

Adalah kondisi dampak perubahan iklim global, yang menjadi ancaman bagi berbagai usaha komoditas agro, termasuk kopi. Tetapi, Indonesia, termasuk di Jawa Barat ada potensi kondisi yang relatif aman bagi pengusahaan tanaman kopi, terutama dari lokasi.

Aktivis lingkungan dan pebisnis kopi dari Sunda Hejo, Kabupaten Bandung, Glen Deni, di Bandung, Jumat, 12 Juli 2024, memberikan gambaran perbedaan usaha tanaman kopi di Indonesia dan negara-negara lain. Fenomena tampak pada saat kini terjadi dampak perubahan iklim global.

“Indonesia, termasuk Jawa Barat menjadi semakin banyak pesanan kopi dari banyak negara. Kondisi tanaman kopi di Indonesia relatif  baik, membuat pasokan tetap terjaga cukup stabil, sebab banyak diusahakan pada kawasan kehutanan Perhutani, ujarnya, ketika berbincang-bincang di Kantor Perum Perhutani KPH Bandung Selatan.

Dari Perhutani, Administratur KPH Bandung Selatan, Lily Kurnia Asih, melalui Wakil Administratur Harry Soediana, juga memberikan gambaran sejau mana pengusahaan tanaman kopi pada kehutanan di Perhutani saling berpengaruh positif urusan ekonomi dan lingkungan.

Baca Juga: Hujan Lebat Masih Terjadi di Jawa Barat Juli 2024, Penaman Kopi dan Tembakau Terbantu

Perbandingan dengan negara lain

Glen Deni membandingkan dengan negara lain, misalnya Brazil, Vietnam, Panama, Colombia, Ethiopia, dll. Pada negara-negara lain, membudidayakan tanaman kopi umumnya secara monokultur dan berupa perkebunan.

Menurut dia, pola usaha berkebun kopi di negara lain, sangat rentan terdampak kondisi perubahan iklim, apalagi pada jalur equator. Salah satu contoh, adalah di Brazil yang banyak mengalami kematian tanaman kopi arabika, sehingga pesanan beralih ke Indonesia, termasuk ke Jawa Barat.

Lain halnya di Indonesia, terutama di Jawa Barat, kata Glen Deni, pembudidayaan tanaman kopi umumnya dilakukan pada kawasan kehutanan. Tanaman-tanaman kopi yang diusahakan pada kawasan hutan, relatif baik ketahanan hidupnya terhadap dampak perubahan iklim.

Menurut dia, pada kehutanan Perhutani, terjadi sinergi dengan tanaman kopi, yang satu sama lain saling menguatkan dalam segi lingkungan. Pengaruhnya menjadi bagus bagi tanaman kopi dan kondisi hutan secara bersamaan.

Baca Juga: 25 Usaha Olahan Kopi dan Kakao Jawa Barat Dikirim ke  Business Matching Manila 2024

“Jadi seandainya semakin banyak populasi tanaman kopi pada negara lain yang rusak akibat dampak perubahan iklim, sepertinya Indonesia akan menjadi negara terakhir yang paling bertahan,” kata Glen Deni.

Harry Soediana mengatakan, budidaya kopi diantara tegakan pohon-pohon kehutanan memberi pengaruh positif. Ini juga menjadi salah satu faktor utama kawasan hutan di KPH Bandung Selatan semakin baik kondisinya.

“Pengaruh budidaya kopi pada kawasan hutan, khususnya di KPH Bandung Selatan, membuat sinergi dengan masyarakat menjadi semakin baik. Sebab, masyarakat desa hutan rata-rata terangkat perekonomiannya melalui usaha kopi di kehutanan,” ujarnya. ***

 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Trending