Panen Cengkeh 2024 Jawa Barat, Ini Penyebab Mengapa Kebutuhan Sangat Tinggi

12 Juli 2024, 14:00 WIB
Panen cengkeh dijemur sampai kering, musim panen cengkeh 2024 di Jawa Barat, bulan Juli. /Kodar Solihat/Jabar Insight

JABARINSIGHT – Musim panen raya cengkeh 2024 membawa kegairahan bisnis komoditas ini di Indonesia, termasuk di Jawa Barat. Walau seperti biasanya banyak pebisnis baru ketika musim panen raya, namun kebutuhan komoditas cengkeh semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Komoditas cengkeh diketahui semakin banyak digunakan sebagai bahan baku aneka kebutuhan konsumsi dunia. Ini membuat pasar cengkeh bukan hanya kepada pabrik rokok kretek, juga kepada industri farmasi, minyak atsiri, kuliner, kosmetik, dll.

Dilansir Mordor Intelligence, kuran pasar cengkih diperkirakan akan mencapai USD 5,80 miliar pada tahun 2024 dan tumbuh pada CAGR sebesar 3,70% hingga mencapai USD 6,95 miliar pada tahun 2029.

Produksi cengkeh dunia sebagian besar terdapat di Indonesia dengan volume produksi sebesar 133.604 metrik ton pada tahun 2020, menurut FAO, yang menyumbang produksi global hampir 72,9%.

Produsen cengkeh besar lainnya termasuk Madagaskar, Tanzania, Komoro, dan Sri Lanka. Sebagai produsen cengkeh terbesar, Indonesia juga merupakan konsumen terbesar di dunia. Produsen ini mengkonsumsi sekitar 90% produksi cengkehnya sendiri.

Baca Juga: Panen Cengkeh 2024 di Jawa Barat di Sumedang, Tenaga Pemetik Jadi Peluang Usaha

Gambaran manfaat

Salah seorang praktisi bisnis perkebunan asal Jawa Barat, Iyus Supriatna, yang pernah menjadi pengurus Gabungan Asosiasi Eksportir Indonesia Jawa Barat, menyebutkan, fenomena menarik tahun 2024 kelihatannya akan meningkat permintaan komoditas tanaman penyegar, rempah, dan obat.

Komoditas cengkeh termasuk dalam tanaman penyegar, rempah, dan obat. “Fenomena ini sebagai salah satu adanya perkembangan obat-obat herbal,” ujarnya.

Cengkeh, si kecil beraroma khas ini, tak hanya digemari sebagai bumbu dapur, tetapi juga diolah menjadi berbagai produk bernilai ekonomis tinggi. Berikut beberapa jenis produk olahan berbahan baku cengkeh:

  1. Minyak Cengkeh:

Minyak atsiri ini diekstrak dari bunga, batang, dan daun cengkeh melalui penyulingan.

Digunakan dalam industri makanan, minuman, farmasi, kosmetik, dan aromaterapi.

Manfaatnya antara lain untuk meredakan sakit gigi, mual, flu, dan meningkatkan kesehatan pencernaan.

  1. Ekstrak Cengkeh:

Dibuat dengan cara melarutkan cengkeh bubuk dalam pelarut seperti air, alkohol, atau minyak.

Digunakan dalam industri makanan, minuman, dan farmasi.

Manfaatnya antara lain sebagai pengawet alami, antioksidan, dan antimikroba.

  1. Bubuk Cengkeh:

Cengkeh kering ditumbuk halus menjadi bubuk.

Digunakan sebagai bumbu masakan, bahan campuran kopi, teh, dan minuman tradisional.

Manfaatnya antara lain untuk menambah aroma dan rasa pada masakan, melancarkan pencernaan, dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Baca Juga: Harga Cengkeh Kering Juli 2024 di Jawa Barat, Versi Asosiasi Petani

  1. Rokok Kretek:

Cengkeh merupakan salah satu bahan baku utama rokok kretek, memberikan aroma dan rasa khas.

Menjadi bagian dari budaya dan tradisi masyarakat Indonesia.

  1. Minuman Tradisional:

Cengkeh digunakan sebagai bahan campuran berbagai minuman tradisional seperti wedang jahe, wedang ronde, dan bandrek.

Memberikan aroma dan rasa hangat yang khas, serta bermanfaat untuk kesehatan.

  1. Produk Kosmetik dan Perawatan Tubuh:

Minyak cengkeh dan ekstrak cengkeh digunakan dalam produk sabun, lotion, dan parfum.

Memberikan aroma yang menenangkan dan menyegarkan, serta bermanfaat untuk kesehatan kulit.

  1. Obat-obatan Herbal:

Cengkeh memiliki sifat antibakteri, antiinflamasi, dan analgesik.

Digunakan dalam pengobatan tradisional untuk meredakan sakit gigi, sakit perut, dan diare.

  1. Minyak Atsiri Aromaterapi:

Minyak cengkeh digunakan dalam aromaterapi untuk meredakan stress, kecemasan, dan meningkatkan kualitas tidur.

Dan lain-lain.

Daftar di atas hanya sebagian kecil dari berbagai produk olahan berbahan baku cengkeh. Kreativitas dan inovasi terus membuka peluang untuk mengembangkan produk baru dengan nilai tambah yang lebih tinggi. ***

 

Editor: Kodar Solihat

Tags

Terkini

Trending