Hujan Lebat Masih Terjadi di Jawa Barat Juli 2024, Penaman Kopi dan Tembakau Terbantu

6 Juli 2024, 11:30 WIB
Petani menanam kopi bantuan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat di Desa Sukarame, Kec, Pacet, Kabupaten Bandung, Jumat, 4 Juli 2024. /dok Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat

JABARINSIGHT – Kondisi cuaca musim kemarau Juli 2024 di Jawa Barat yang masih turun hujan lebat, dimanfaatkan sejumlah petani perkebunan untuk menanam bibit. Beberapa komoditas perkebunan ditanam dengan harapan aman sampai akhir bulan.

Tetapi, penanaman bibit komoditas perkebunan di Jawa Barat itu sebenarnya berbeda kondisinya. Ada yang memang menjadi beruntung dengan masih turunnya hujan lebat, tetapi ada juga yang nekad menanam secara untung-untungan, siapa tahu kondisi Agustus tanah masih ada kandungan air.

Informasi diperoleh, petani perkebunan rakyat di Jawa Barat yang berbahagia dengan kondisi curah hujan masih turun pada Juli 2024, adalah petani kopi dan tembakau. Pada awal Juli 2024, petani kopi dan tembakau memperoleh pengairan bagus bagi tanaman mereka.

Baca Juga: Musim Tanam Pertanian dan Perkebunan di Jawa Barat 2024, Tertolong Hujan Kembali Turun

Gambaran di lapangan

Petugas fungsional POPT Ahli Muda Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Mochamad Sopian Ansori yang dikonfirmasi Jabar Insight, Sabtu, 6 Juli 2024 memberikan gambaran, bahwa dari sejumlah komoditas perkebunan yang masih ditanam pada Juli 2024 terutama kopi dan tembakau.

Untuk petani kopi, ada yang memaksakan menanam bibit kopi bantuan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, di hulu daerah aliran sungai Citarum. Tetapi yang lainnya, masih menyimpan di pembibitan, untuk meyakinkan bahwa hujan turun secara besar memang masih ada pada Juli 2024.

Lain halnya tembakau, karena baru menanam dan masih butuh air hujan, para petaninya beruntung karena mendukung keamanan pertumbuhan. Setelah itu, tanaman tembakau tidak terlalu lagi membutuhkan guyuran air.

 Khusus tanaman kopi, Moch. Sopian Ansori menyebutkan informasi dari Puslitkoka Jember, soal karakteristik bibit kopi komasti. Varietas Komasti (Komposit Andungsari Tiga) terdiri dari 6 genotipe yang secara morfologi serupa/identik.

Tetapi secara genetiK, bibit kopi komasti memiliki gen ketahanan berbeda, yaitu ketahanannya tidak mudah terpatahkan. Bibit kopi komasti lebih toleran terhadap perubahan kondisi lingkungan variabilitas karena genetik genotype-genotipe penyusunnya.

“Jadi ya cocok untuk iklim yang sewaktu waktu berubah dari penghujan ke kemarau,” terang Moch Sopian Ansori.

Baca Juga: Perkebunan Tebu Rakyat Dipacu di Jawa Barat, Perkuat Produksi Pabrik Gula di Cirebon

Informasi BMKG

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2024. Tetapi, curah hujan dengan intensitas di bawah 50 mm/dasarian masih masih sering terjadi di berbagai daerah, termasuk Pulau Jawa.

Penyebabnya oleh beberapa faktor, seperti fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial, dan suhu muka laut yang hangat di perairan sekitar Indonesia.

Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena atmosfer ini memicu terjadinya dinamika cuaca yang mengakibatkan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menambahkan bahwa kombinasi fenomena-fenomena cuaca tersebut berpotensi menimbulkan hujan lebat disertai kilat dan angin kencang di berbagai wilayah Indonesia pada tanggal 5 - 11 Juli 2024. ***

 

Editor: Kodar Solihat

Tags

Terkini

Trending