Selain itu, meski target peletakan batu pertama masih belum jelas, Bey menilai pertemuan tersebut setidaknya memberikan kepastian pada nasib proyek transportasi massal tersebut.
Berdasarkan kajian Bank Dunia atas Proyek LRT Bandung Raya, pada koridor Babakan Siliwangi-Leuwipanjang, membutuhkan biaya pembangunan sepanjang 10 kilometer tersebut membutuhkan biaya hingga Rp10 triliun.
Jika dua koridor dibangun dengan asumsi jarak yang sama maka akan bertambah sebanyak dua kali lipat.
Pada perkembangannya, seperti dikutip dari Antara Juni 2024, pembangunan LRT Bandung Raya dijadwalkan akan dimulai pada tahun 2027. Proyek ini akan mencakup dua koridor prioritas, yaitu rute Tegalluar-Leuwipanjang dan Leuwipanjang-Dago.
Proyek ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan meningkatkan mobilitas warga Bandung, serta terintegrasi dengan Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Tegalluar.
“Kami menargetkan penyelesaian tahap pertama pada akhir 2025,” ujar Budi Santoso, Kepala Proyek LRT Bandung Raya.
Pembiayaan Proyek Pembiayaan LRT Bandung Raya sebagian besar berasal dari anggaran pemerintah daerah dan pinjaman luar negeri.
“Kami mendapatkan dukungan finansial dari Bank Dunia,” kata Budi Santoso. ***