INI Alasan Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Ngotot agar Tol Getaci Bisa Secepatnya Terwujud

- 13 September 2024, 12:00 WIB
Keindahan pantai Pangandaran jadi magnet pariwisata. Kehadiran Tol Getaci akan gairahkan potensi wisata Jabar Selatan.
Keindahan pantai Pangandaran jadi magnet pariwisata. Kehadiran Tol Getaci akan gairahkan potensi wisata Jabar Selatan. /Dendi/Jabar Insight/

JABARINSIGHT – Hingga saat ini belum ada kepastian kapan lelang ulang proyek Tol Getaci akan dilaksanakan. Meski demikian, Penjabat Gubernur Jabar, Bey Triadi Machmudin ngotot agar proyek ini bisa secepatnya terwujud.

Ada sejumlah alasan mengapa keberadaan jalan Tol Getaci memang sangat diperlukan bagi wilayah Priangan Timur, terutama terkait untuk kepentingan menggerakan dan meningkatkan ekonomi di wilayah Priangan Timur.

Baca Juga: KAWASAN Rebana Metropolitan Jadi Pusat Ekosistem Mobil Listrik Dunia, BYD dan Vinfast Bangun Pabrik di Subang

Sejatinya, keinginanan adanya akses jalan tol ke wilayah Priangan Timur sudah ada sejak lama, karena akses ke wilayah tersebut menjadi kendala utama yakni akses transportasi. Ada cukup banyak titik kemacetan lalu lintas di wilayah tersebut, terutama pada momen akhir pekan dan libur panjang.

Impian masyarakat Priangan Timur akan terwujud setelah lelang pada akhir tahun 2021 telah menentukan konsorsium PT Jasa Marga yang akan menjadi investor proyek Tol Getaci yang rencananya akan membentang dari Kota Bandung hingga Cilacap, Jawa Tengah.

Namun, awal tahun 2024, Kementerian PUPR akhirnya membatalkan kemenangan konsorsium tersebut karena dinilai gagal untuk memenuhi syarat financial close. Akibatnya, proyek ini harus dilakukan lelang ulang.

Lelang ulang hampir akan dilaksanakan pada tahun ini, setelah ada 2 konsorsium yang berminat untuk ikut lelang ulang. Namun pada 20 Mei 2024, Badan Pengawas Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR menyatakan keduanya dinyatakan tidak lulus. Akibatnya, pelaksanaan lelang ulang kembali mundur.

Bey: Tol Getaci Secepatnya harus Terwujud

Kepada sejumlah wartawan pada Juni 2024, Pj Gubernur jabar Bey Triadi Machmudin mengatakan bahwa pembangunan jalan tol ruas Gedebage-Tasikmalaya-Ciamis (Getaci) dipastikan mundur, karena harus dilakukan tender ulang.

Proyek jalan tol yang disebut terpanjang di Indonesia ini, seyogyanya akan dibangun pada 2024, namun karena semua calon investor yang masuk dianggap tidak memenuhi syarat, sehingga langkah tersebut harus dilakukan.

"Saya sudah tanya ke Pak Dirjen, ada lelang ulang, karena kapasitasnya (investor) dianggap tidak memenuhi syarat. (Sehingga) tidak mungkin tahun ini pembangunannya," katanya.

Menurut Bey, awal pembangunan Tol Getaci diperkirakan akan dilakukan pada tahun 2025, karena

Untuk proses tender ulang proyek Tol Getaci ini akan memakan waktu sekitar enam bulan dengan memakai skema kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Meski demikian, menurut Bey Triadi, proses pembebasan lahan untuk proyek strategi nasional (PSN) ini masih akan terus berlanjut.

Bey menegaskan bahwa Pemprov Jabar siap membantu apabila pemerintah pusat mengalami kendala dalam proses penentuan lokasi (Penlok), maupun yang lainnya, mengingat proyek ini akan berdampak sangat signifikan bagi kelancaran lalu lintas menuju Jabar Selatan.

"Kami ingin secepatnya tol itu terwujud. Karena masyarakat Bandung-Garut terpengaruh jam, apalagi kalau bubaran pabrik bisa empat sampai lima jam perjalanan," tutur Bey.

Alasan Perlunya Tol Getaci

Ada sejumlah alasan mengapa keberadaan Tol Getaci ini akan sangat diperlukan. Salah satunya dikemukakan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Muslimin Anwar.

Menurut Muslimin Anwar, Jawa Barat selatan terutama di Priangan Timur, memiliki cukup banyak potensi ekonomi, salah satunya sektor pariwisata.

Muslimin mengatakan bahwa salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru yang potensial adalah sektor pariwisata. Menurutnya, Jawa Barat memiliki 540 wisata alam, 277 wisata budaya dan 342 desa wisata yang perlu terus dikembangkan.

Pengembangan sektor pariwisata diharapkan dapat memberikan multiplier effect yang besar, antara lain ke sektor perdagangan, sektor transportasi, dan sektor akomodasi penyediaan makanan minuman. Optimalisasi kinerja sektor pariwisata menjadi penting untuk dilakukan guna memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian Jawa Barat kedepan.

Sejumlah wilayah di Priangan Timur seperti Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut, memiliki potensi wisata alam dan pantai yang sudah cukup dikenal. Namun potensi ini terkendala dengan lalulintas.

Baca Juga: INILAH Perkembangan Terbaru Kawasan Rebana Metropolitan Jawa Barat, Realisasi Investasi Meningkat

Alasan lain adalah keberadaan Tol Getaci adalah meningkatkan realisasi investasi di wilayah Priangan Timur. Padahal, potensi ekonomi wilayah ini menurut pengamat ekonomi Acuviarta Kartabi sangat luar biasa.

Sayangnya, potensi tersebut cukup sulit dijankau para investor, terutama dari luar Jawa Barat atau investor dari luar negeri, akibat akses menuju ke wilayah itu menjadi kendala utama.

Dari laporan terbaru BPS tentang realisasi investasi Jawa Barat hingga Juni 2024, daerah-daerah di wilayah Priangan Timur realisasi investasinya masih rendah. Wilayah ini masih kalah jauh dibanding wilayah Bekasi dan Karawang, atau wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, Subang, Sumedang yang tengah digenjot dengan kawasan Rebananya.

Akibat sulitnya akses lalulintas ke wilayah Priangan Timur, daerah-daerah di wilayah ini tercatat sebagai penyumbang kemiskinan yang cukup besar di Jawa Barat. Kecuali Kota Banjar, kemiskinan di wilayah-wilayah di Priangan Timur masih cukup besar.

Itulah mengapa pembangunan Tol Getaci sangat diperlukan. Sebab, jalan ini akan menjadi satu-satunya jalan tol yang menjadi penghubung ke wilayah Priangan Timur. Jalan tol ini diyakini akan memberikan dampak besar kepada ekonomi di wilayah tersebut. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Wawancara, Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Trending

Berita Pilgub