DAMPAK Investasi Jawa Barat , Rasio Penyerapan Tenaga Kerja Meningkat, Sayangnya ke Depan Trennya Padat Modal

- 12 Juni 2024, 08:00 WIB
Dampak investasi di Jabar rasio penyerapan tenaga kerja meningkat. Saangnya ke depan investasi cenderung padat modal.
Dampak investasi di Jabar rasio penyerapan tenaga kerja meningkat. Saangnya ke depan investasi cenderung padat modal. /kawasanindustri.net/

“Dari situ kita bisa melihat, berapa kebutuhan invesasi untuk menyerap lapangan pekerjaan yang lebih banyak,” kata Acu menambahkan.

Tren Investasi Padat Modal

Sayangnya, menurut Acuviarta, kecenderungan ke depan ada kecenderungan investasi yang padat modal. Hal ini tidak bisa ditolak atau di tawar bahwa pola investasi ke depan akan semakin banyak investasi yang bersifat padat modal sehingga daya ungkit penyerapan tenaga kerjanya menjadi terbatas.

Seperti diketahui, investasi pada industri padat modal adalah industri yang dalam produksinya cenderung lebih menekankan penggunaan mesin daripada penggunaan tenaga manusia dan membuat mereka bergantung padanya. Industri ini menggunakan teknologi tinggi.

Sebaliknya industri padat karya mengacu pada suatu proses atau industri yang membutuhkan sejumlah besar tenaga kerja untuk menghasilkan barang atau jasa.

Baca Juga: Kopi Arabika Honey Tasikmalaya: Berpotensi Menjadi Ikon Baru Jawa Barat

Wilayah yang relatif bersifat padat karya investasinya di Jawa Barat, menurut Acuviarta, adalah di Kabupaten Sukabumi.

Untuk periode Januari hingga Maret 2024 realisasi penyerapan tenaga kerja terbesar akibat investasi terjadi di Kabupaten Sukabumi.

Menurutnya, meski realisasi investasi di Kabupaten Sukabumi tidak termasuk 5 besar di Jabar, namun penyerapan tenaga kerja nya tertinggi di Jabar yakni sebanyak 13.261 orang atau tertinggi di Jabar. Padahal nilai investasi di Kabupaten Sukabumi menempati peringkat ke 13 di Jabar.

“Prinsipnya saya kira tetap harus ada kombinasi upaya pengembangan investasi, tidak hanya pada industri padat modal, tetapi juga pada usaha-usaha padat karya terutama secara klasik pada industri TPT, alas kaki, makan minum, perdagangan serta ke depan juga bisa berbasis agro serta bersifat hilirisasi industri,” papanya. ***

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Wawancara


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah