JABARINSIGHT - Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan tetap tumbuh solid meski memasuki masa transisi pemerintahan baru dari Presiden Jokowi ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Demikian dikatakan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Hal tersebut bisa terjadi, kata Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa, karena Indonesia memiliki fondasi yang kuat dan optimisme yang perlu dijaga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi ke depan.
“Jadi upayanya adalah menciptakan optimisme di masyarakat kita dan dengan menunjukkan bahwa kita pernah bagus dan (pertumbuhan ekonomi) kemarin juga bagus," katanya.
"Dan ada ‘senjata-senjata’ yang bisa kita pakai untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih bagus lagi ke depan. Jadi kita harus optimis,” tambah Purbaya saat usai menghadiri Bloomberg CEO Forum Gala Dinner di Jakarta, Rabu 4 September 2024.
Baca Juga: MANTAP! Realisasi Investasi Karawang Capai Rp37,4 Triliun, Peringkat Satu di Jabar
Menurut dia, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I 2024 tumbuh sebesar 5,05 persen (year on year/yoy) ditopang kuatnya permintaan domestik dan meningkatnya kinerja ekspor.
Purbaya menggarisbawahi tiga faktor utama yang dapat menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi, yakni peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), pemanfaatan perkembangan teknologi, serta koordinasi yang baik di antara semua pemangku kepentingan (stakeholders).
“Pertama, SDM-nya mesti diperbaiki, yang kedua memanfaatkan perkembangan teknologi, dan utamanya itu adalah koordinasi yang baik juga antara semua stakeholder yang ada di negara ini. Jadi kalau semuanya bekerja sama, perbaikan atau pertumbuhan (ekonomi) yang lebih cepat akan terbuka lebar,” jelasnya.
Mengenai ekspektasi LPS terhadap kinerja perbankan di masa transisi pemerintahan, Purbaya menyatakan optimismenya bahwa pertumbuhan sektor perbankan akan tetap berada di jalur positif.
Ia menyatakan bahwa ada peluang besar bagi Dana Pihak Ketiga (DPK) di sektor perbankan untuk mencapai angka double digit jika faktor-faktor pendukung terkelola dengan baik. Adapun DPK perbankan pada semester I 2024 tercatat tumbuh 8,45 persen (yoy).