MENANTI Efek Domino Kebijakan The Fed di September, Inilah Instrumen Investasi yang Menuai Berkah

31 Agustus 2024, 09:00 WIB
Pasca kebijakan The Fed yang akan memankas suku bunga pada September 2024, harga emas akan menemukan level terbarunya. /pegadaian.go.id/

JABARINSIGHT – Rencana Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) yang akan memangkas bunga pada September 2024, diperkirakan akan memunculkan efek domino. Para investor akan mengalihkan investasinya ke instrument investasi dengan imbal hasil yang lebih menarik.

Hal itu dikemukakan Andri Darmawan, Head of Corpcomm & Market Analyst PT International Business Futures (IBF), dalam wawancara dengan Jabar Insight di Bandung, Jumat, 30 Agustus 2024.

Baca Juga: Ingin Berinvestasi Keuangan? Kenali Dulu Profil Resiko Anda untuk Menentukan Instrumen Investasi yang Cocok

Sebelumnya dalam pernyataannya yang dimuat di Jabar Insight tanggal 7 Agustus 2024, Andri Darmawan memprediksi harga emas akan kembali membentuk all time high terbaru yaitu menembus level 2.500 dolar AS/toz.

“Dan itu telah terjadi pada 16 Agustus 2024 dengan harga penutupan di level 2.507 dolar AS/toz,” tutur Andri.

Andri mengatakan bahwa dorongan harga emas untukk terus ke atas salah satunya ditopang oleh rencana pemangkasan bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) pada September 2024.

Instrument Investasi yang akan Banyak Dipilih

Menurut CEM FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis oleh 65% pelaku pasar dan sebesar 50 basis poin oleh 35% pelaku pasar pada September depan.

Andri menilai, apabila pemangkasan suku bunga tersebut terlaksana tak ayal para investor akan mencari instrumen investasi lain dengan imbal hasil (return) yang lebih menarik, diantaranya adalah emas.

Selain emas, menurutnya, arus investasi asing diperkirakan turut mengalir deras masuk ke negara-negara berkembang yang memiliki pertumbuhan ekonomi stabil seperti di Indonesia. Mulai dari bidang manufaktur, keuangan, pertanian dan sektor riil lain akan menuai berkah.

Rupiah pun akan menguat dan pertumbuhan ekenomi akan terpacu tumbuh positif. Semua itu bisa terwujud bergantung pada strategi Pemerintah dalam membuka ruang investasi di negeri ini.

Baca Juga: KAWASAN Rebana Metropolitan Jadi Pusat Ekosistem Mobil Listrik Dunia, BYD dan Vinfast Bangun Pabrik di Subang

Beberapa hal positif lain, penyerapan tenaga kerja diharapkan bisa lebih luas dan daya beli masyarakat menguat.

Level Harga Emas

Untuk harga emas, Andri menilai, ogam mulia ini diprediksi bisa menyentuh harga all time high baru ke level 2.600 dolar AS/toz paska the Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga nanti.

“Support emas berjangka (locogold) saat ini berada di level 2.460 dolar/toz dan resistance di level 2.525 dolar/toz,” paparnya.

Para trader atau investor disarankan untuk mengambil posisi buy saat harga telah menyentuh 2.460 dolar/toz-2.480 dolar/toz dengan target poin sebesar 2.550-2.600 dolar/toz pada September 2024.

Peluang harga emas melesat juga tergantung pada arah kebijakan moneter AS. Saat ini pelaku pasar menantikan data  indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi atau the Personal Consumption Expenditures (PCE), yang menjadi salah satu tolok ukur inlfasi The Fed.

Apabila data inflasi AS mengalami anomali dan sulit menyatukan voting anggota Federal Open Market Committee (FOMC) terkait pemangkasan suku bunga ditahap berikutnya, maka harga emas berkemungkinan sideway dalam jangka waktu yang lama dan berkemungkinan turun jauh kembali.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Trending