Gubernur BI Sebut, Bauran Kebijakan Terus Diperkuat untuk Menjaga Stabilitas

2 Agustus 2024, 20:00 WIB
Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan keterangan pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III Tahun 2024 di Kantor LPS, Jakarta, Jumat 2 Agustus 2024. /ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/

JABARINSIGHT - Untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, Bank Indonesia (BI) terus memperkuat bauran kebijakan. Demikian dikatakan Gubernur BI Perry Warjiyo.

Perry menegaskan, BI terus memperkuat bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas, baik stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, maupun stabilitas makroekonomi, dan bersama mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Terutama di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global,” kata dia saat konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III di Jakarta, Jumat 2 Agustus 2024.

Oleh karena itu, dalam bauran kebijakan Bank Indonesia, Perry mengatakan bahwa kebijakan moneter akan tetap difokuskan untuk menjaga stabilitas (pro-stability).

Baca Juga: Pelaku Ekonomi Wajib Tahu, Ini Alasan BI Pertahankan Suku Bunga BI Rate 6,25 Persen

Sementara kebijakan makroprudential, digitalisasi sistem pembayaran, maupun kebijakan-kebijakan yang lain seperti pendalaman pasar maupun ekonomi keuangan inklusif dan hijau, terus diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (pro-growth).

Terkait kebijakan moneter yang pro-stability, Perry menjelaskan bahwa prioritasnya yaitu menjaga stabilitas, terutama dalam melindungi ekonomi Indonesia dari dampak rambatan global.

“Sehingga fokusnya memitigasi dampak rambatan global, termasuk dampak terhadap nilai tukar, dampak terhadap terjadinya arus keluar portofolio asing, maupun dampak-dampak yang lain,” imbuh dia.

Perry mengatakan bahwa Bank Indonesia memfokuskan rambatan global terkait pada tiga aspek penting yang akan berpengaruh terhadap stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, termasuk stabilitas nilai tukar.

Baca Juga: ASYIK! BI Sebut QRIS Bisa Digunakan Warga Indonesia Belanja di Luar Negeri

Ketiga rambatan global yang difokuskan Bank Indonesia salah satunya terkait arah kebijakan moneter Amerika Serikat dibandingkan dengan negara lain atau unsynchronized monetary policy.

Selanjutnya yang kedua terkait dengan tingginya utang luar negeri negara maju, termasuk Amerika, dan dampaknya terhadap suku bunga global. Kemudian terakhir, tentunya terkait dengan perkembangan nilai tukar.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Trending