Area Mangrove di Subang 2024 Terancam Banjir dan Rob

- 13 September 2024, 16:00 WIB
Penanaman 10.000 bibit mangrove di Desa Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu, 26 Juni 2024.
Penanaman 10.000 bibit mangrove di Desa Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu, 26 Juni 2024. /dok Wanadri

JABARINSIGHT – Kawasan hutan mangrove di Kabupaten Subang, Jawa Barat, mengalami kondisi terancam banjir dan rob. Kondisi demikian tampaknya membayangi pada musim hujan akhir tahun 2024.

Di kawasan utara Subang, khususnya di sejumlah tepi pantai, kondisi alam setempat mengalami penaikan ketinggian air laut selama beberapa tahun terakhir. Ini membuat banyak sawah kemudian diubah menjadi tambak ikan, karena kondisi air.

Febby Nugraha, Ketua Divisi Lingkungan Yayasan Wanadri, di Bandung, menyebutkan, setiap area mangrove memiliki tantangan yang berbeda. Ia menyebut sejumlah lokasi kawasan mangrove di Indonesua berikut perbandingan kondisi.

Disebutkan, di Subang, Jawa Barat, tantangannya adalah banjir robs dan abrasi. Sebenarnya, penanaman mangrove sangat penting untuk menjaga kawasan pesisir, dan ekosisten yang bisa bermanfaat pula untuk wisata.

Baca Juga: Perkebunan Rakyat di Subang, Cianjur, dan Majalengka, Dipulihkan Konvervasi Tanah dan Air

Pada lokasi lain, disebutkan, Ekspedisi Berkelanjutan Dayung Jelajah Nusantara (DJN) 2024, dengan tajuk "BELITONG SEA KAYAK EXPEDITION", segera menyelesaikan pengarungannya di kawasan pesisir Belitung.

Sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan, tim ekspedisi Dayung Jelajah Nusantara bekerja sama dengan PT Eigerindo MPI, Eiger, Yayasan Wanadri melakukan penanaman dan pemeliharaan 10.000 bibit mangrove di Belitung.

Penanaman dan pemeliharaan mangrove ini akan dilaksanakan di dua lokasi utama, yaitu Dusun Dudat, Desa Lasar, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung, dan Kuale Tambak, Desa Sukamandi, Kabupaten Belitung Timur.

Aksi ini diharapkan dapat berkontribusi pada konservasi hutan mangrove yang berperan penting dalam menjaga ekosistem pesisir dan terintegrasi dengan kawasan wisata.

Kawasan mangrove di area Dudat, diperlukan untuk penebalan area mangrove, sedangkan di area Sukamandi, kawasan mangrove terancam dengan adanya aktivitas penambangan liar.

Baca Juga: Perkebunan Tebu PG Subang Dirintis Ramah Lingkungan, Pupuk Organik Jadi Andalan

Sebagai langkah awal, penanaman bibit mangrove  dilakukan di hari Kamis, 12 September 2024, bertempat di Kantor Desa Lassar, Kecamatan Membalong, Belitung. Acara ini dimulai pada pukul 08.00 WIB hingga selesai, dengan partisipasi berbagai pihak yang peduli terhadap pelestarian alam.

Acara penanaman juga diikuti oleh kepala desa Lassar, anggota Gapabel, Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung, dinas Kominfo kabupaten Belitung, yayasan Belitung Biodiversity  Observer,  Komunitas Akar Bakau, KTH Sayang Kampong, KTH Gempar Dudat serta perwakilan Tanjung Kelayang Reserve.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya menjaga ekosistem pesisir dan hutan mangrove untuk keberlanjutan lingkungan. Warga tidak lagi sekedar menanam, namun diajak untuk tanam dan rawat mangrove. Mangrove nantinya akan meningkatkan kembali hasil tangkap nelayan serta memberikan ruang baru untuk ekowisatanya.

Ekspedisi Dayung Jelajah Nusantara (DJN) merupakan ekspedisi berkelanjutan yang diselenggarakan Wanadri  sejak  2023, dan bertujuan untuk menjelajahi pesisir tanah air, membantu mempublikasikan potensi wisata serta ikut berupaya menjaga kelestarian alam Indonesia.

Pada tahun 2024, ekspedisi ini bekerjasama dengan Tanjung Kelayang Reserve dan fokus pada pesisir Belitung dengan salah satu misinya: membantu pelestarian hutan mangrove. ***

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Trending

Berita Pilgub