Network
JABARINSIGHT – Beberapa lokasi perkebunan rakyat di Kabupaten Subang, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, dilakukan konvervasi tanah dan air. Langkah ini dilakukan untuk mendukung aspek ekonomi, ekologis, dan sosial-budaya usaha perkebunan.
Eksisnya usaha perkebunan rakyat di Jawa Barat terus didorong memperhatikan konservasi tanah dan air. Sebab, banyak manfaatnya, baik bagi usaha sendiri maupun pelestarian lingkungan, apalagi berkaitan dampak perubahan iklim.
Subang, Cianjur, dan Majalengka termasuk diantara sejumlah kabupaten yang banyak usaha perkebunan rakyat. Komoditas diusahakan, misalnya kopi, cengkeh, tembakau, teh, dll, yang secara kultural juga merupakan usaha masyarakat setempat.
Baca Juga: Perkebunan Teh di Cianjur Sudah Diguyur Hujan, Bersiap Musim Produksi Jelang Akhir 2024
Begini fungsinya
Fungsional petugas POPT Ahli Muda Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Mochamad Sopian Ansori, di Bandung, Kamis, 12 September 2024, memberikan gambaran langkah penataan lahan perkebunan rakyat pada kawasan tertentu di Subang, Majalengka, dan Cianjur.
“Dengan penataan tersebut, diharapkan sejumlah lokasi perkebunan rakyat berkaitan konvervasi tanah dan air. Selain mendukung utama untuk usaha komoditas perkebunan, juga berfungsi upaya pengamanan lahan dari ancaman banjir, longsor, dan kekeringan,” ujarnya.
Disebutkan, lokasi perkebunan rakyat di Jawa Barat yan dilakukan konservasi tanah dan air adalah Kelompok Tani ’Harum Mandiri’, Desa Babakansari, Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka. Serta, Kelompok Tani Lembah Barokah Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang.
Baca Juga: Di Selatan Tasikmalaya Berkembang Pesat Bisnis Olahan Kelapa Perkuat Usaha Perkebunan
Konsepnya
Salah satu konsep penataan lahan dalam mempertahankan maupun meningkatkan kesuburan tanah dan ketersediaan air pada suatu bidang lahan yaitu dengan konservasi tanah dan air.
