JABARINSIGHT – Komoditas kopi excelsa asal Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, kini meroket harga dari pembeli pasca memperoleh juara ketiga pada sebuah kontes kopi di Amerika. Bahkan, kopi excelsa asal Sumedang kini jadi buruan pembeli, karena banyak disukai para pencinta kopi.
Dari cita rasa, kopi excelsa mampu menjadi favorit baru para pencinta kopi karena rasanya yang khas. Selain dinikmati single origin, kopi liberika dijadikan pula campuran yang membuat kopi arabika dan kopi robusta menjadi lebih enak.
Produksi kopi excelsa di Sumedang berada di Desa Sukawangi, Kecamatan Pamulihan, diusahakan oleh Ryan Wibawa, dimana tanaman rata-rata umurnya sudah tua dan termasuk jenis kopi liberoid. Ada pun kopi liberoid, terdiri jenis excelca dan liberika.
Hasil panen kopi excelsa asal Desa Sukawangi selain dijual greenbean juga dijual roasting siap minum, dimana peminatnya semakin banyak. Walau menjadi favorit baru para oencinta kopi, sejauh ini produksi kopi excelsa masih terbatas.
Baca Juga: Indonesia dan Jawa Barat Berpotensi Jadi Penghasil Kopi Terbesar di Dunia, Ini Penyebabnya
Fungsional POPT Ahli Muda Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Mochamad Sopian Ansori, salah seorang pembina kopi liberoid Sumedang di Desa Sukawangi, kepada JabarInsight, Rabu, 7 Agustus 2024, menyebutkan, pasca kemenangan Ryan Wibawa di Amerika juara 3, kini permintaan greenbean kopi excelca asal Sumedang meningkat tajam.
Disebutkan, harga greenbean kopi liberika dari Pamulihan tersebut kini dihargai naik 300 persen oleh pembeli. Dari semula masih Rp 60.000/kg menjadi Rp 180.000/kg, dimana yang petik merah sangat disukai konsumen.
Tahan anomali iklim
Tetapi di luar itu, menurut Sopian Ansori, tanaman kopi liberoid juga memiliki kenggulan, yaitu tahan anomali iklim, baik jenis excelca maupun liberika. Sebab, tanaman-tanaman kopi liberoid di Desa Sukawangi, Kec. Pamulihan, Sumedang, sudah teruji hidup bagus selama puluhan tahun.