GENCAR Sosialisasi, Masyarakat Sumedang Kini Gemari Budidaya Ikan dengan Teknik Bioflok

- 8 Juli 2024, 15:00 WIB
Masyarakat Sumedang kini gemari budidaya ikan dengan teknik bioflok.
Masyarakat Sumedang kini gemari budidaya ikan dengan teknik bioflok. /sumedangkab.go.id/

JABARINSIGHT – Masyarakat di Kabupaten Sumedang kini menggemari teknik budidaya ikan air tawar dengan teknik bioflok. Hal itu terjadi setelah Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Sumedang yang gencar melakukan sosialisasi tekniik ini  kepada masyarakat.

Hal itu dikemukakan Kepala Bidang Perikanan Diskanak Sumedang Rudi Hadian di Sumedang pada Minggu, 7 Juli 2024. Menurut  Rudi, sosialisasi  budidaya ikandengan teknik bioflok sudah dilakukan sejak dua tahun lalu.

Baca Juga: Bedah Isi Jelly Max, Ponsel Pintar 5G Paling Kecil di Dunia, Performa Tinggi Spesifikasi Mumpuni

"Alhamdulilah setelah diperkenalkan saat ini banyak juga masyarakat yang menerapkan tehnik bioflok dan merata di semua Kecamatan," jelas Rudi, Minggu 7 Juli 2024.

Rudi memaparkan bahwa penggunaan teknik bioflok ini ditujukan untuk masyarakat yang memiliki keinginan budidaya ikan tetapi tidak memiliki kolam.

Menrut Rudi, sistem budidaya ikan dengan cara bioflok untuk jenis ikan lele dan nila dianggap lebih menguntungkan bagi petani ikan dibandingkan cara konvensional.

"Umur panennya juga tidak terlalu lama, dengan waktu sekitar 3 bulan petani ikan sudah dapat memanennya," jelas Rudi

Apa Itu Teknik Bioflok?

Dijelaskan Rudi, bioflok adalah suatu teknik budidaya melalui rekayasa lingkungan yang mengandalkan pasokan oksigen dan pemanfaat mikroorganisme yang secara langsung dapat meningkatkan nilai kecernaan pakan. 

Sementara mengutip dari laman Himpunan Studi Ternak Produktif Fakultas Kedokteran Hewan UGM memaparkan bahwa bioflok merupakan suatu teknik budidaya melalui rekayasa lingkungan yang mengandalkan suplai oksigen dan pemanfaat mikroorganisme pada air kolam yang dapat meningkatkan nilai kecernaan pakan.

Dijelaskan bahwa prinsip dasar bioflok adalah mengubah senyawa organik dan anorganik yang terdiri dari kabon, oksigen, hidrogen, dan nitrogen menjadi massa sludge berbentuk bioflok.

Perubahan tersebut dilakukan dengan memanfaatkan bakteri pembentuk gumpalan sebagai bioflok. Pemanfaatan berbagai mikroorganisme air seperti bakteri, alga, fungi, protozoa, metazoan, rotifer, nematoda, gastroricha, dan organisme lainnya dapat memakan kotoran atau zat berbahaya dan akan dijadikan protein agar dapat dimakan oleh ikan.

Penerapan budidaya sistem bioflok ini sudah banyak diterapkan pada perikanan air tawar terutama lele dan nila karena mampu meningkatkan produktivitas hasil perikanan yang lebih tinggi.

Selain itu, metode bioflok juga dapat meminimalisir penggunaan lahan karena tidak terlalu luas dan meningkatkan efisiensi penggunaan air.

Kelebihan dan Kekukarangan Bioflok

Meski demikian, mereka menyebutkan bahwa teknik bioflok memiliki kelenihan dan kekurangannya.

Baca Juga: MENGENAL HP Vivo Y27S, Spesifikasi dan Harga yang Dibanderol, Simak pula Cara Restart HP Vivo Y27S

Kelebihan :

-PH air menjadi relatif stabil, sehingga menurunkan kandungan amonia pada air

-Tidak perlu melakukan pergantian air. Pergantian air justru akan menyebabkan biosecurity mati

-Meminimalisir pembelian pakan. Limbah yang ada pada kolam dapat didaur ulang menjadi pakan berprotein tinggi

Kekurangan :

-Kebocoran pada kolam dapat mengancam biosecurity yang ada pada kolam

-Diperlukan aerator untuk menyuplai oksigen secara terus menerus

-Pemantauan air harus dilakukan dengan intensif untuk mencegah timbulnya nitrit dan amonia

-Pengendapan bahan organik pada dasar kolam yang dapat menurunkan pH air apabila aerasi berhenti

-Jika flok terlalu pekat dapat menyebabkan kematian bertahap pada ikan, karena rendahnya suplai oksigen. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: sumedangkab.go.id, hstp.fkh.ugm.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Trending

Berita Pilgub