Kondisi demikian, menimbulkan ketidakpastian di kalangan pelaku bisnis karet, termasuk petani karet, perkebunan karet, dan pengolahan karet alam. Proses konversi perkebunan karet ke komoditas lain sudah mulai dirasakan dampaknya.
Baca Juga: Produk Industri Karet Alam Meningkat Digunakan di Dunia, Jawa Barat Bisa Jadi Pemain
Waspada jebakan
Sementara itu, salah seorang pelaku usaha produksi karet alam di Jawa Barat, Acep Munandar yang sehari-harinya Komisaris Bina Mitra Agro, Cilampuyang, Malangbong, Garut, mengingatkan agar usaha perkebunan karet jangan lengah dengan situasi.
Yang menjadi perhatian, bahwa konversi tanaman karet, misalnya kepada kelapa sawit, bisa beresiko menjadi “bumerang”. Sebab, ada kemungkinan jika kondisi konversi tanaman karet terus berlanjut, Indonesia bisa menjadi terbalik ketergantungan kepada karet alam impor.
Ia mengatakan, mesti dicermati, ada sejumlah negara lain malah kini memperluas areal perkebunan karet melalui teknologi. Padahal, negara-negara dimaksud sebenarnya kondisi alam dan tanahnya kurang cocok untuk ditanami karet, tetapi ingin menyediakan sendiri karet alam untuk industri.
“Indonesia jangan terkena jebakan negara lain berkepentingan produksi karet alam. Bisa jadi, masa depan usaha karet alam bakal jauh lebih baik, dibandingkan ramai-ramai konversi ke komoditas lain yang malah beresiko harga jatuh karena produksi menjadi terlalu banyak,” terangnya. ***