Perhutani Terus Gali Wisata Hidden Gem di Jawa Barat, Bangunan Antik Jadi Potensi

28 September 2024, 14:00 WIB
Salah satu lokasi kehutanan di Pangalengan, Bandung Selatan terdapat bangunan antik. /Google Maps

JABARINSIGHT – Perum Perhutani terus menggali potensi wisata hidden gem di Jawa Barat, sebagai upaya menggenjot penghasilan usaha. Sejumlah lokasi dijajaki untuk menjadi kawasan wisata baru, denan bermodalkan kelestarian lingkungan yang alami.

Kawasan kehutanan Perhutani di Jawa Barat yang dikenal banyak memiliki kawasan indah. Berbagai potensi tersebut dicoba terus digali, untuk memberikan manfaat ekonomi namun tetap ditunjang upaya menjaga kelestarian lingkungan dan kawasan.

Diantara sejumlah potensi dimiliki Perhutani di Jawa Barat, adalah sejumlah bangunan antik peninggalan zaman kolonial Belanda. Ada sejumlah peninggalan bangunan antik peninggalan zaman Boschwezen (jawatan kehutanan zaman Hindia Belanda) yang kini masih utuh.

 Baca Juga: Perhutani Targetkan Bisnis Wisata Alam Hutan di Jawa Barat Naik Kelas

Wisata Nuansa Zaman Kolonial

Sekretaris Divisi Regional Jawa Barat-Banten Perum Perhutani, Dicky R Sandria, kepada JabarInsight, di Cengkrong, Bandung Barat, Jumat, 27 September 2024, menyebutkan, bisnis wisata alam kini menjadi salah satu andalan Perhutani di Jawa Barat.

Dikatakan, Perhutani terus mencari potensi bisnis wisata alam dari sejumlah lokasi kehutanan terindikasi hidden gem. Sebab, suasana seperti ini, memang disukai masyarakat yang kini semakin membutuhkan alam.

Selain itu, potensi juga ada dari sejumlah bangunan antik peninggalan kehutanan zaman kolonial Belanda. “Ini  memang sudah termasuk catatan potensi bisnis wisata Perhutani, termasuk di Jawa Barat,” ujar Dicky R Sandria, didampingi Kasi Kompers, Eris Mulyana.

Baca Juga: Perhutani Perbanyak Bisnis Wisata Alam Hutan di Jawa Barat, Ini Penyebabnya

Dicontohkan, Perhutani di Jawa Barat banyak memiliki peninggalan zaman kolonial Belanda, misalnya di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, di Sumedang, dll. Bangunan-bangunan dimaksud adalah menjadi kantor, rumah dinas, dsb, baik di perkotaan maupun kehutanan.

Bangunan-bangunan dimaksud, kata Dicky R Sandria, kemungkinan akan menarik jika dikelola untuk wisata alam kehutanan nuansa zaman kolonial. Tetapi sejauh ini, masih bersifat catatan untuk penjajakan, karena berkaitan hal-hal bersifat kebijakan. ***

Editor: Tim Jabar Insight

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Trending