Bisnis Penyerapan Carbon, Peluang Bisnis Baru Perkebunan Teh di Indonesia

22 September 2024, 06:00 WIB
Kawasan perkebunan teh di Indonesia punya peluang bisnis penyerapan carbon. /Kodar Solihat/Jabar Insight

JABARINSIGHT – Inovasi bisnis penyerapan carbon, menjadi peluang bisnis baru bagi penghasilan unit perkebunan teh di Indonesia. Sebab, keberadaan unit perkebunan teh memberikan manfaat tinggi bagi manusia, dalam kondisi dampak perubahan iklim.

Salah satu bisnis perkebunan teh yang bangkit melalui bisnis penyerapan carbon, adalah di Darjeeling, India. Melalui cara tersebut, usaha perkebunan teh yang semula nyaris putus asa diusahakan, kini kembali memperoleh penghasilan bagus.

Inovasi saintifik Alt Carbon untuk memerangi perubahan iklim sekaligus untuk menyelamatkan industri teh di Darjeeling India. Krisis Covid 19 telah mengubah kehidupan kakak beradik Agarwal cucu pemilik salah satu kebun teh di Darjeeling India.

Begini gambarannya

Begawad perkebunan Indonesia, Soedjai Kartasasmita, pada forum komunitas Asosiasi Teh Indonesia (ATI), Sabtu, 21 September 2024, mengutip media Forbes, memberikan contoh, dari perkebunan teh milik Keluarga Agarwal di Darjeeling, India yang kini bangkit melalui bisnis penyerapan carbon.

Baca Juga: Perkebunan Rakyat di Subang, Cianjur, dan Majalengka, Dipulihkan Konvervasi Tanah dan Air

Sebelumnya, keluarga Agarwal sudah turun temurun menjalankan bisnis tehnya sudah putus asa dan berencana menjual saja kebun teh mereka.

Namun kedua anak muda ini, Shrey seorang ahli perdagangan dan Sprash Agarwal seorang ahli kimia tidak putus asa dan mencari cara untuk mendapatkan sumber penghasilan baru dari kebun teh yang dimiliki keluarga mereka.

Timbulah ide untuk melakukan bisnis penyerapan carbon melalui kebun teh. Seperti kita maklumi, salah satu penyebab perubahan iklim adalah tingginya kandungan CO2 di atmosfir yang mengakibatkan efek rumah kaca.

Secara umum ketika hujan turun kandungan CO2 di atmosfir ikut larut kedalam tanah dan mengikis batu tempat ia menetes, kemudian mengalir ke laut tempat CO2 tersebut tersimpan selamanya.

Para ilmuwan berupaya meniru proses ini dalam skala besar dan dalam waktu yang lebih cepat.

Baca Juga: Teh Kuning, Produk Langka Asal Cianjur, Punya Pasar Bagus di Amerika dan Domestik

Ini sumber keuangannya

Agrawal mendirikan Alt Carbon untuk melakukan hal tersebut dengan mengambil debu vulkanik dari pertambangan di India dan menyebarkannya ke perkebunan teh mereka.

Ini adalah konsep win-win solution karena Alt Carbon tidak hanya memerangi perubahan iklim dengan mengunci  carbon secara permanen saat air mengalir dari daratan dan masuk ke Teluk Benggala namun juga abu vulkanik berfungsi menyeimbangkan tingkat keasaman tanah sehingga meningkatkan produktivitas tanaman teh.

Alt Carbon telah mendapat dukungan dari Frontier, sebuah lembaga keuangan yang dibentuk untuk menanggulangi perubahan iklim dan didanai sebesar 1 milyar dollar oleh Mc Kinsey, Alphabet (Google), Meta (Facebook,WhatsApp, Instagram) dengan memberikan dana sebesar 500 ribu dollar untuk potensi carbon yang berhasil mereka serap. Bagi Agarwal bersaudara ini baru langkah permulaan.

Mereka yakin bahwa teknologi Alt Carbon dapat diterapkan di seluruh Darjeeling membantu banyak perkebunan teh lainnya yang lagi mengalami kesulitan keuangan sekaligus memerangi perubahan iklim.

Target mereka mencapai 500.000 hektar lahan di kawasan teh India pada tahun 2030 sebagai bagian dari Proyek Kebangkitan Industri Teh Darjeeling dengan menghilangkan lebih dari 2 juta ton carbon dioksida dari atmosfir setiap tahunnya. ***

Editor: Tim Jabar Insight

Tags

Terkini

Trending