JAWA BARAT Harus Mampu Manfaatkan Peluang Meningkatnya Permintaan Kopi di China

15 Agustus 2024, 11:00 WIB
Jawa Barat harus menfaatkan peluang meningkatnya permintaan kopi di masyakarat China. /rawpixel/

JABARINSIGHT – Jawa Barat sebagai salah satu produsen kopi utama di Indonesia, harus mampu memanfaatkan peluang dengan terjadinya peningkatan permintaan kopi di China. Akibatnya, impor kopi China di paruh pertama 2024 meningkat cukup drastis hampir sekitar 32 persen.

Bahkan menurut laporan di laman chinadaily.com, sejalan dengan meningkatnya permintaan kopi di masyarakat China, mereka pun melakukan pengembangan negara sumber impor, salah satunya dengan mencari kopi dari Indonesia.

Baca Juga: WOW, Pabrikan Mobil Listrik China Luncurkan Zeekr 007 2025, dengan Pengisian Baterai Tercepat di Dunia

Peluang ini harus dimanfaatkan oleh Jawa Barat, yang baru saja berhasil melakukan ekspor kopi ke Filipina.

Alasan Meningkatnya Impor Kopi oleh China

Menurut laporan chinadaily.com terbaru tanggal 14 Agustus 2024, didorong oleh meningkatnya kelompok berpendapatan menengah yang sedang berkembang pesat dan meningkatnya permintaan minuman ala Barat di masyarakat China, membuat impor kopi negara ini akan meningkat.

Wang Rui, Manajer Penjualan di Suzhou Sudou International Trade Co di Suzhou, Jiangsu mengemukakan bahwa impor kopi, teh, dan rempah-rempah China  berjumlah 8,78 miliar yuan atau 1,22 miliar dolar AS pada paruh pertama tahun ini.

Menurut data dari Administrasi Umum Kepabeanan, angka ini melonjak sebesar 32,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Menurut Bea Cukai Nanjing, di antara provinsi di China, provinsi Jiangsu mengimpor kopi senilai 1,45 miliar yuan, menempati peringkat pertama.. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 366 persen dari tahun ke tahun dan mencakup 37 persen dari total nilai impor kopi di Tiongkok. Hampir 90 persen di antaranya adalah biji kopi mentah.

Permintaan domestik terhadap kopi, terutama kopi kelas atas dengan beragam rasa, telah meningkat tajam, dan tren ini akan terus tumbuh pada semester kedua, kata Wang Rui, manajer penjualan di Suzhou Sudou International Trade Co di Suzhou, Jiangsu.

Wang mengatakan lonjakan konsumsi kopi di China sebagian besar disebabkan oleh cepatnya urbanisasi dan perubahan gaya hidup generasi muda, yang tertarik pada kenyamanan dan aspek sosial dari budaya kopi.

"Selain mengimpor biji kopi dari Brasil, Kolombia, Ethiopia, dan Uganda, kami telah memperluas volume pembelian kami dari negara-negara seperti Vietnam, Indonesia, Ekuador, dan Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir," ujar Wang.

Pertemuan Produsen dan Pembeli

Peluang ini harus dimanfaatkan oleh Pemrov Jabar untuk meningkatkan lagi ekspor kopi asal Jawa Barat. Salah satunya, Pemrpov Jabar bisa menggelar seperti yang dilakukan sebelum realisasi ekspor kopi dan kakao ke Filipina pada Juli 2024.

Menurut data BPS Jawa Barat, produk komoditas kopi Jawa Barat senilai 782.000 dolar AS telah diekspor ke berbagai negara pada periode Januari hingga April 2024. Nilai ekspor kopi dari Jabar tersebut mengalami kenaikan sebesar 11,6 persen dari periode yang sama pada tahun 2023.

Baca Juga: WADUH! Kemudi Otonom Telan Korban Jiwa, Tesla Tabrak Pengendara Motor

Pada Juli 2024,Pemprov Jabar memfasilitasi pertemuan antara pelaku usaha kopi dan kakao Jabar dengan para pembeli (buyers) dari Filipina melalui pertemuan bisnis (business matching) belum lama ini. Selain bertemu dengan para pelaku usaha, para calon pembeli asal Filipina ini juga diajak melihat langsung kebun kopi dan pabrik cokelat di kawasan Kabupaten Bandung.

Sekda Provinsi Jabar Herman Suryatman menjelaskan, pertemuan bisnis ini bertujuan mempererat hubungan dagang Indonesia dengan Filipina, serta meningkatkan nilai ekonomi produk pertanian.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar, Noneng Komara Nengsih mengatakan, penjajakan ekspor tersebut dilakukan dengan membawa calon pembeli dari Filipina untuk meninjau langsung ladang perkebunan kopi dan kakao di Bandung Selatan.

"Kali ini ada 60 calon buyer, mudah-mudahan meningkat ya karena selama ini Filipina menjadi mitra ekspor kita yang cukup besar. Mudah-mudahan dengan peluang ekspor kopi ini, ekspor dari komoditas pertanian ini meningkat karena kan selama ini 90 persennya dari manufaktur sedangkan produk pertanian untuk minuman baru teh," kata Noneng selepas Business Matching Indonesia-Filipina sebagaimana dikutip dari Antara, Kamis, 11 Juli 2024. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: ANTARA, chinadailyhk.com

Tags

Terkini

Trending