Kehadiran Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Kian Menjamur, Senjakala Bagi SPBU?

- 22 Agustus 2024, 11:00 WIB
Dari kanan ke kiri: CEO dan pendiri Terra Charge Toru Tokushige, Koordinator Kelaikan Teknik dan Keselamatan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Wahyudi Joko Santoso, dan Managing Director Terra Charge Indonesia Go Suzuki pada acara peluncuran layanan Terra Charge di Jakarta, Selasa Agustus 2024.
Dari kanan ke kiri: CEO dan pendiri Terra Charge Toru Tokushige, Koordinator Kelaikan Teknik dan Keselamatan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Wahyudi Joko Santoso, dan Managing Director Terra Charge Indonesia Go Suzuki pada acara peluncuran layanan Terra Charge di Jakarta, Selasa Agustus 2024. /ANTARA/Adimas Raditya/

JABARINSIGHT - Semakin menjamurnya kendaraan listrik di jalanan Indonesia, telah membuat Terra Charge, perusahaan asal Jepang, memperluas jangkauan pasarnya dengan membuka layanan pengisian daya kendaraan listrik di Indonesia.

CEO dan pendiri Terra Charge, Toru Tokushige saat peluncuran layanan Terra Charge di Jakarta, Selasa 20 Agustus 2024 mengumumkan, pihaknya berencana akan memasang lebih dari 1.000 stasiun pengisian daya di kota-kota besar di Indonesia hingga akhir 2025.

Pengamat Pakar Otomotif Yannes Martinus Pasaribu mengatakan, kehadiran Terra Charge di Indonesia semakin memperkuat persaingan di pasar Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

Dengan masuknya pemain baru asal Jepang ini, Yannes memprediksi persaingan di sektor SPKLU akan semakin ketat, mendorong inovasi, peningkatan kualitas layanan, dan harga yang lebih kompetitif bagi konsumen.

Baca Juga: Era SPBU Mulai Terkikis, Terra Charge Akan Buka 1.000 Layanan Isi Daya Kendaraan Listrik di Indonesia

"Semakin banyak merek SPKLU berarti persaingan meningkat, mendorong inovasi, peningkatan layanan, dan harga yang lebih kompetitif," katanya, Rabu 21 Agusxtusx 2024.

Terra Charge dinilai mampu mempercepat pembangunan infrastruktur pengisian daya di Indonesia. Hal ini akan membantu mengurangi kekhawatiran konsumen terkait jangkauan jarak tempuh EV yang sering menjadi hambatan dalam adopsi kendaraan listrik.

Dengan lebih banyaknya pilihan SPKLU yang tersedia, lanjut Yannes, konsumen kini memiliki kebebasan memilih sesuai dengan kebutuhan mereka.

"Ini mempercepat pembangunan infrastruktur pengisian daya, mengurangi kekhawatiran konsumen tentang jangkauan terbatas, dan memberi mereka lebih banyak pilihan," tambahnya.

Masuknya Terra Charge di pasar Indonesia merupakan pertanda baik bagi industri kendaraan listrik nasional, ungkap Yannes.

Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan investor terhadap potensi pasar EV di Indonesia serta menjadi langkah penting dalam mempercepat transisi Indonesia menuju transportasi kendaraan listrik berbasis baterai (BEV).

"Secara keseluruhan, ini adalah pertanda baik, menunjukkan kepercayaan investor terhadap potensi pasar EV Indonesia dan mempercepat transisi Indonesia menuju transportasi BEV," imbuhnya.

Baca Juga: HEBAT! Penjualan Mobil Listrik Grup Hyundai di AS Jadi Terlaris Kedua Setelah Tesla

Yannes meyakini, dengan semakin banyaknya swasta pada bisnis tersebut akan membawa angin segar bagi ekosistem EV di Indonesia, menjadikan persaingan di pasar SPKLU semakin dinamis dan menguntungkan bagi konsumen.

Pada April 2024, data PT PLN (Persero) menunjukkan terdapat 1.380 unit SPKLU yang dibangun di 956 lokasi Indonesia. Berdasarkan sebaran daerah, infrastruktur SPKLU paling banyak berada di Pulau Jawa, yakni 966 unit di 656 titik.

“Selanjutnya, pemerintah perlu berperan aktif dalam regulasi dan pengawasan untuk memastikan persaingan sehat, akses merata, standar yang konsisten, dan kepentingan publik semakin terlindungi,” Yannes menambahkan.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Trending

Berita Pilgub