Pertumbuhan kendaraan listrik di Jabar ini lanjut Dedi Taufik, diakuinya tidak menambah pendapatan bagi APBD. Namun hal ini harus disambut positif karena juga bakal mengurangi belanja dari APBD.
“Komposisi 20 persen R4 dan 80 persen R2. Kalau mobil listrik, tidak ada dampak ke kita. Tapi kita harus mendorong karena 2030, 30 persen pengguna di jalan raya harus EV. Tapi sisi lain mengurangi karbon, berarti ada belanja di sektor kesehatan yang harus turun,” ujar Dedi Taufik seperti dikutip dari laman bappenda,jabarprov.go.id.
Dedi mengemukakan bahwa Jabar saat ini tengah menjadi percontohan untuk transisi kendaraan listrik. Dimana konversi kendaraan roda dua konvensional ke listrik tengah dimassifkan. Khususnya di daerah penyangga DKI Jakarta, seperti Bekasi, Depok dan Bogor.
Kementerian ESDM lanjut dia, telah menyiapkan bengkel yang bakal melayani transformasi dari motor konvensional ke motor listrik bagi masyarakat. Guna mendukung kenaikan jumlah kendaraan listrik, Pemprov Jabar melalui Bapenda akan memberikan relaksasi pajak pada masyarakat, supaya mau beralih ke kendaraan listrik.
“Akhir Juli ini harus terealisasi seribu motor di Jabodetabek untuk R2,” tuturnya. ***