Cegah Serangan Ransomware, Cek 5 Langkah Tepat dari PT ITSEC Asia, Nomor 1 Kendalikan Penyebaran Malware

28 Juni 2024, 14:00 WIB
Foto ilustrasi. Cek 5 langkah tepat untuk memitigasi serangan ransomware dan menghadapi potensi peretasan dari perusahaan keamanan siber ITSEC Asia. /Pixabay/WELC0MEИ0 /

JABARINSIGHT - Untuk memitigasi serangan ransomware dan potensi terjadinya peretasan, penting bagi industri, bisnis, dan instansi untuk terus melakukan pembaruan terhadap sistem keamanan informasi yang mereka miliki, terutama bagi industri atau instansi yang bergerak dalam sektor Infrastruktur Informasi Vital (IIV).

Presiden Direktur PT ITSEC Asia Tbk Joseph Lumban Gaol, menyebutkan hal itu dalam keterangan pers seperti dilansir Antara, Jumat, 28 Juni 2024.

Menurut dia, seluruh sistem teknologi yang kita kenal dan manfaatkan saat ini, seperti IT, OT, dan IoT, selalu mengalami perkembangan.

Baca Juga: Waspada, Serangan Ransomware Kian Marak, Simak 5 Kiat Amankan Data Digital

"Begitu juga dengan jenis dan variasi ancaman siber, yang terus berevolusi untuk menerobos sistem keamanan siber yang semakin mutakhir," ujar Lumban Gaol. 

5 Langkah tepat menangani Ransomware

Untuk memitigasi serangan Ransomware yang mungkin terjadi di masa depan, perusahaan keamanan siber ITSEC Asia memberikan lima langkah tepat dalam menanganinya.

1. Kendalikan penyebaran malware

Langkah pertama saat terjadi kebocoran data adalah mengendalikan penyebarannya.

Lakukan isolasi terhadap sistem yang terpengaruh dari jaringan untuk mencegah penyebaran malware atau Unauthorized Access yang lebih buruk.

Baca Juga: Galaxy Book4 Edge, Laptop dengan Fitur AI Bertemu Copilot+ Hadir di Indonesia, Cek Harga Preorder

Jika memungkinkan, lakukan Access Segmentation untuk membatasi kebocoran dalam area tertentu, sehingga kebocoran yang terjadi tidak meluas ke sistem lain.

Selama proses ini, penting untuk memastikan bahwa layanan kritis tetap beroperasi agar gangguan terhadap layanan publik dapat diminimalisasi.

2. Identifikasi kerusakan yang terjadi

Setelah berhasil mengendalikan peretasan, lakukan penilaian mendalam untuk melihat seberapa parah peretasan yang terjadi.

Identifikasi sistem dan data yang terkena serangan dengan menggunakan alat dan teknik forensik untuk memahami sifat peretasan.

Penting untuk melihat jenis data yang telah diambilalih oleh peretas, seperti data pribadi, informasi keuangan atau dokumen rahasia, serta potensi dampaknya terhadap individu dan organisasi.

Baca Juga: Untuk Tingkatkan Hasil Panen di Kabupaten Bandung, PT Petrokimia Gresik Perkenalkan Drone kepada Petani

Analisis bagaimana pelanggaran terjadi, apakah melalui phishing, malware, atau ancaman dari dalam. Hal ini penting untuk mencegah insiden serupa di masa depan.

3. Lakukan komunikasi terhadap pengguna layanan

Salah satu bentuk tanggung jawab yang perlu dilakukan oleh penyedia layanan ketika terjadi krisis, seperti peretasan dan kebocoran data adalah melakukan notifikasi dan edukasi ke para pengguna agar mereka dapat mengantisipasi risiko yang lebih besar.

Notifikasi yang transparan penting agar pengguna tahu bahwa data mereka telah terdampak sehingga ada kewaspadaan dari mereka sendiri.

Misalnya, dalam menerima kontak yang tidak dikenal dalam melancarkan modus kejahatan, dan tidak sembarang percaya melakukan verifikasi pada data yang telah diretas.

Perusahaan atau instansi memegang peran penting dalam mengedukasi langkah-langkah yang perlu diambil terhadap pengguna yang datanya terdampak.

Baca Juga: 10 Smartphone Mumpuni Harga Rp1 Jutaan di 2024: Kapasitas Baterai Besar, Performa Bukan Kaleng-kaleng

4. Kembangkan redundant atau duplication system

Salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan atau instansi dalam mengelola data-datanya adalah sistem cadangan atau 'redundansi', yakni aspek terpenting dari infrastruktur data center.

Komponen cadangan ini penting untuk memastikan data dan layanan dapat tetap diakses dalam kondisi apapun.

Dengan redundansi, sistem di dalam data center dapat terus bekerja dan data akan tetap tersedia sekalipun mengalami gangguan.

Menerapkan Load Balancing dan Data Replication di beberapa data center yang berbeda juga dapat meningkatkan lapisan redundansi yang dapat membantu instansi atau perusahaan untuk tetap dapat memberikan layanan mereka dalam masa krisis.

Selain itu, backup system dalam SOP pelayanan, seperti verifikasi memakai data lain yang tidak terdampak juga dapat menjadi opsi agar layanan dapat segera pulih.

Baca Juga: Pemerintah Klaim Belanjakan Rp640,9 Triliun, Beri Manfaat Langsung Kepada Masyarakat, Untuk Apa Saja?

5. Tingkatkan sistem keamanan siber secara berkelanjutan

Terakhir, tingkatkan infrastruktur keamanan siber perusahaan dan instansi secara bertahap dan menyeluruh.

Implementasikan langkah-langkah keamanan yang telah di-update, seperti Multi-Factor Authentication (MFA), Network Segmentation, dan Threat Detection yang baik.

Berikan juga pelatihan kepada anggota dan karyawan secara bertahap tentang kesadaran pentingnya keamanan siber.

Selain itu, lakukan Security Audit dan penilaian kerentanan (vulnerability assessments) secara teratur untuk mengidentifikasi dan mengatasi ancaman dan ancaman baru.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler