HADAPI Persaingan dengan Vietnam, Pemprov Jabar Siapkan Perda Insentif Kemudahan Investasi

Tayang : 4 Oktober 2024, 10:00 WIB
Penulis: Dendi Sundayana
Editor: Tim Jabar Insight
Pelabuhan Patimban Subang, salah satu infrastruktur strategis yang membuat Jawa Barat menjadi tujuan investasi yang diminati investor asing /kfmap.asia/

JABARINSIGHT – Dalam upaya menarik investasi sebanyak-banyaknya, kompetitor Jawa Barat bukan lagi hanya daerah-daerah sekitar tapi juga negara-negara di sekitar Indonesia seperti Vietnam, Kamboja, Pilipina, dan Malaysia.

Meski demikian, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar, Nining Yulistiani optimistis, bahwa Jawa Barat masih punya keunggulan yang membuat para investor mau menanamkan investasinya di wilayah ini.

Baca Juga: SELAIN Tol Getaci, Inilah Megaproyek Infrastruktur di Sekitar Bandung yang Mulai Dibangun pada 2025

Pemprov Jabar juga terus mengupayakan memberikan insentif-insentif kemudahan berinvestasi, salah satunya mereka tengah menyiapkan peraturan daerah (Perda) yang akan memberikan insentif, termasuk insentif fiskal yang menjadi kewenangan daerah.

Provinsi Jawa Barat selama ini dikenal sebagai daerah yang menjadi favorit para investor, terutama investor asing. Provinsi ini tercatat sebagai daerah dengan realisasi investasi tertinggi secara nasional baik di penamaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA).

Mengutip data dari Badan Koodrinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi di Semester I 2024 atau Januari hingga Juni 2024, mencapai Rp829,9 triliun atau meningkat sebesar 22,3% dibanding dengan periode yang sama pada tahun 2023.

Capaian ini adalah 50,3% dari total target tahun 2024. Penyerapan tenaga kerja pada triwulan 2 sebanyak 677.623 orang dan 1.225.042 orang selama Semester I 2024.

Adapun  daerah dengan capaian realisasi investasi adalah peringkat pertama, yakni Jawa Barat sebesar Rp128,3 triliun, disusul DKI Jakarta Rp120,4 triliun, Jawa Timur Rp71,7 triliun dan Banten Rp58,3 triliun. Sementara, realisasi investasi di Sulteng pada triwulan I-2024 sebesar Rp27 triliun.

Sejumlah Negara Asing Jadi Kompetitor Jabar

Dalam wawancara yang berlangsung 2 Oktober 2024, Kepala DPMPTSP, Nining Yuliastiani mengatakan bahwa kompetitior Jabar dalam penerimaan investasi bukan lagi daerah-daerah lain di Indonesia, terutama di Jawa,  tapi juga di luar Indonesia, seperti Vietnam, Kamboja, Filipina, Malaysia.

“Mereka menawarkan  insentif yang luar biasa, seperti yang dilakukan Vietnam,” ujarnya.

Meski demikian, Nining merasa yakin bahwa investor asing akan tetap masuk ke Jawa Barat karena ada sejumlah potensi menonjol yang dimiliki daerah ini.

“Kami merasa yakin investor akan tetap masuk ke Jabar karena ada potensi menonjol seperti sumber bahan baku atau SDA yang melimpah yang jadi bahan baku untuk inustri. Terutama terkait energi terbarukan, perikanan, agro,” tuturnya.

Selain itu, dari sisi infrastruktur pendukung, menurutnya, Jabar punya kelebihan karena posisinya strategis, punya  Pelabuhan Patimban dan Bandara Kerjatii. Maka Jabar akan tetap jadi pertimbangan utama bagi investor yang masuk ke Indonesia,” papar Nining.

Perda Insentif Investasi

Terkait sejumlah insentif yang ditawarkan negara-negara lain seperti Vietnam yang cukup luar biasa, menurut Ninining, Jabar terus berupaya memberikan kemudahan. Berbagai kemudahan ini makin memperkuat insentif investasi yang telah diberikan pemerintah pusat.

Baca Juga: MOBIL Caterham Project V : Proyek Perdana Yamaha di Proyek Mobil Listrik

“Effort kita tentu memberikan kemudahan. Kita berikan pelayanan, kecuali fiscal karena itu urusan pusat, spt tax allowance, tax holiday. Tp ada bebarapa hal yang bisa diupayakan daerah yang juga termasuk sebagai insentif yan luar biasa seperti KIK atau kawasan industry khusus,” paparnya..

“Kita sudah sampaikan KIK Patimban, smart metro[olitan kepada para investor, kecuali Lido yang sudah eksisting,” ujar Nining menambahkan.

Nining menambahkan, di luar insentif fisKal, DPMPTSP juga memberikan insentif dari pemda. Saat ini kita sedang buat perda, dimana didalamnya memberikan insetif fiakal dan non fiskal  yang menjadi kewenangan daerah, seperti pegurangan pajak daerah atau retribusi yang nantinya dikorelasikan dengan  kebutuhan pelaku usaha.

Sedangkan untuk nonfiskal seperti memberikan layanan end to end, pendampingan  kepada calon investor mulai mereka masuk hingga mereka beroperasi.” Kita beri bantuan dan saya berharap kta miliki komperensif assistance sehingga mereka nyaman berinvestasi di Jabar,” ujarnya.

Menurut Nining, draft Perda sudah masuk ke DPRD Jabar. Karena saat ini DPRD baru dilantik dan masih dalam penyusunan organic, diharapkan awal tahun sudah beres dan efektif untuk segera diimplementasikan.***

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Trending