Network
JABARINSIGHT – Penjualan mobil listrik di Indonesia mengalami pertumbuhan yang siginifikan. Ditengah pertumbuhan yang sedemikian besar, Chery Omoda ES berhasil meruntuhkan dominasi Wuling sebagai mobil listrik terlaris Januari hingga Mei 2024.
Data penjualan mobil listrik periode Januari hingga Mei 2024 juga menegaskan dominasi mobil-mobil listrik produk China cukup diminati konsumen otomotif di Indonesia. Harga yang terjangkau menjadi poin penting yang bisa mendokrak penjualan mobil listrik.
Baca Juga: Miris, 83 Juta Pekerjaan Terancam Hilang, Menkominfo Ajak Pelaku Bisnis Manfaatkan AI
Peningkatan penjualan mobil listrik di pasar otomotif Indonesia juga menunjukkan bahwa masyarakat sudah kian konsen dengan kendaraan ramah lingkungan. Tidak heran pemerintah mentargetkan mobil listrik bisa terjual sampai 50 ribu unit pada tahun 2024.
Saat membuka pameran Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Rachmat Kaimuddin mengatakan bahwa pemerintah memasang target penjualan mobil bertenaga baterai listrik mencapai 50 ribu unit untuk tahun 2024.
Penjualan Mobil Listrik 2024
Mengutip data yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik mencapai 28.131 unit sepanjang Januari–Mei 2024, naik 66,39% dari 16.906 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Jumlah tersebut sekitar 8,39% dari total wholesales penjualan otomitif di pasar domestik yang mencapai 334.969 sepanjang Januari–Mei 2024.
Khusus penjualan di bulan Mei 2024, penjualan mobil listrik tumbuh 39,91% dibanding periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil listrik Mei 2024 secara wholesales mencapai 6.033 unit, naik 39,91% dari 4.312 unit dibandingkan Mei 2023.
Mengutip dari kantor berita Antara, Pakar Otomotif sekaligus akademisi ITB, Yannes Martinus Pasaribu menyebut, tren positif penjualan EV pada paruh pertama 2024 ini tidak terlepas dari peran pemerintah yang mendukung sejumlah fasilitas.
Fasilitas pendukung yang dimaksud mulai dari kebijakan untuk mendorong kendaraan listrik, subdisi, insentif pajak, hingga pembangunan infrastruktur SPKLU atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum.
