IRONIS: SMK Penyumbang Pengangguran Terbuka Tertinggi, Pemprov Jabar Siapkan Konsep Teaching Factory

- 13 Juni 2024, 10:00 WIB
guna meniingkatkan penyerapan tenaga kerja, khususnya lulusan SMK, Pemprov Jabar siapkan konsep teaching factory
guna meniingkatkan penyerapan tenaga kerja, khususnya lulusan SMK, Pemprov Jabar siapkan konsep teaching factory /jabarprov.go.id/

JABARINSIGHT- Ironis, Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK yang seharusnya menjadi lulusan paling siap masuk ke dunia kerja, ternyata menjadi penyumbang pengangguran terbuka tertinggi. Untuk itu, Pemprov Jabar menyiapkan konsep Teaching Factory agar penyerapan tenaga kerja lulusan SMK bisa meningkat.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat melaporkan per Februari 2024, tingkat pengangguran terbuka berdasarkan pendidikan menunjukkan bahwa lulusan SMK menempati posisi pertama yang mencapai 12,33%. Jumlah ini lebih tinggi dibanding lulusan SMA yang mencapai 8,98%.

Baca Juga: INILAH 6 Tren Teknologi Smartphone di Tahun 2024, Saat Kesehatan dan Rumah Diawasi Melalui HP

Data BPS Jabar melaporkan bahwa per Februari 2024 angka pengangguran di Jawa Barat turun sebesar 217.000 dibanding periode yang sama pada tahun 2023 yang mencapai 1,79 juta.

Konsep Teaching Factory

Mengutip dari laman kemdikbud.go.id, pembelajaran teaching factory adalah model pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri.

Dalam rapat Optimalisasi Penyerapan Tenaga Kerja di Bandung pada 12 Juni 2024, Sekda Jabar Herman Suryatman mengemukakan bahwa konsep teaching factory bagi lulusan SMK perlu terus dimatangkan dan dipertajam agar link and macth dengan industri berjalan optimal.

Herman menambahkan bahwa konsep teaching factory bisa lebih dimatangkan lagi dengan mencocokkan jenis vokasi di SMK dengan peta industri yang ada di Jabar. Mengingat SMA/SMK kewenangan Provinsi, maka perlu ada treatment khusus agar penyerapan tenaga kerja bisa optimal.

Untuk itu, guna menajamkan konsep teaching factory, Dinas Pendidikan harus berkolaborasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan maupun Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).

"Harus ada kebijakan- kebijakan, yang harus kita koreksi," tutur Herman seperti dikutip dari jabarprov.go.id.

Menurut Herman, dengan kurikulum Merdeka Belajar, seharunya konsep teaching factory di SMK bisa lebih mudah.

Baca Juga: Musim Giling 2024, PG Jatitujuh Majalengka Ingin Jadi Produsen  Gula Kristal Putih Terkemuka

"Kita perlu menghadirkan dukungan dengan terobosan ataupun menghadirkan kebijakan- kebijakan yang mendukung sinergi antara pembelajaran di sekolah vokasi dan industri," jelas Herman.

2 Kawasan Ekonomi Khusus di Jabar

Sementara itu, Herman mengemukakan bahwa saat ini ada dua kawasan ekonomi khusus (KEK) yang sedang berkembang yakni KEK Rebana di Jabar utara dan KEK Lido di jabar selatan.

Kepala DPMPTSP Jabar Nining Yuliastiani mengatakan, dengan kehadiran dua KEK, Jabar menjadi destinasi investasi padat karya dan investasi high-tech.

"Jawa Barat menjadi destinasi untuk industri padat modal dan hi-tech, ini komposisinya sudah terbentuk. Pada posisi itulah yang kemudian kita siapkan kualitas SDM kita," katanya.

Menurutnya, para investor terbuka untuk lulusan SMA/SMK di Jabar asalkan memenuhi kualifikasi: jurusan sesuai dengan kebutuhan industri dan kompetensi SDM -nya dapat diandalkan.

"Mereka siap memakai tenaga kerja Jawa Barat tetapi harus qualified, memenuhi syarat, sesuai dengan kebutuhan mereka," kata Nining. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: kemdikbud.go.id Jabarprov.go.id


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah